Senin, 20 Juli 2009

Memaknai Isra Mi'raj

  By : H. Bambang Wijonarso
  email : bambang_wijonarso@yahoo.com

Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda2 kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha melihat (Qs.Al Israa ayat-1). 
Isra Mi’raj terjadi tahun kesebelas kenabian Muhammad SAW, dimana beliau berada dalam tekanan dan hinaan yang kuat dari kelompok Musyrikin Mekkah seperti Abu Jahal, Abu lahab dan sekutunya. Dalam waktu yang beriringan Rosulullah baru saja ditinggal wafat istrinya Siti Khadijah pendamping sejati, pembela, pendukung utama perjuangan Da’wahnya selama ini......akan tetapi musibah belum usai pada saat yang tidak terlalu lama pula pamannya Abu Thalib meninggal yang menjadi pembela setianya selama ini. Maka untuk memberikan hiburan dan mengokohkan jiwanya maka Allah SWT memperjalankan beliau dengan Isra dan Mi’raj.
  ”Israa” adalah memperjalankan, bahwa umat islam harus maksimal dalam menuntut ilmu baik dunia/sarana yg dilihat dari ayat2 Kauniyyah (Ekonomi, Teknologi, Management dsb) maupun ilmu akhirat/pedoman yang dilihat dari ayat-ayat Qauliyyah (Tauhid, Aqidah, Fiqih dan Akhlak/muamalah). ”Mi’raj” adalah dinaikkan/naik, bahwa implementasi dari seluruh kemampuan ilmu yang kita miliki yang outputnya berupa amal soleh harus diciptakan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Isra dam Mi’raj dapat dikatakan keseimbangan hidup ”Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu kebahagian negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi” (Qs. Al Qashash ayat 77). 

    Dalam Israa wa Mi’raj Rosulullah mendapat perintah langsung dari Allah berupa ”Shalat Fardhu” lima waktu, yang selama ini kita laksanakan akan tetapi hal ini sangatlah berat dilaksanakan oleh umat islam .... buktinya prilaku kemaksiatan, pekerjaan tidak beguna, berlomba-lomba dengan harta dan jabatan , lebih mencintai dunia, lupa akan kematian dsb cenderung terus meningkat dikalangan umat islam. Hal ini Allah SWT telah memberikan sinyalement kepada hambanya didalam firmannya ” Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang2 yang khusyu. Yaitu orang2 yang menyakini bahwa mereka akan menemui tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepadanya (Qs.2 :45-46). Adapun bukti ke-khusyu-an seorang hamba adalah dalam perjuangan, upaya, pengorbanan (waktu, jiwa dan harta), pelatihan, kesabaran dan keistiqomahan dalam menjalankan seluruh perintah dan larangan Allah dan Rosulnya selalu dijalankan.
  
  Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan Sabar dan Sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang khusyu. Yaitu orang-orang yang menyakini bahwa mereka akan menemui Tuhan nya dan bahwa mereka akan kembali kepada Nya. (Qs Al-Baqarah ayat 45 dan 46).  Dari ayat tersebut diatas dapat digambarkan bahwa hidup adalah perpindahan dari satu masalah kemasalah baru setelah melakukan segala upaya untuk menyelesaikan masalah, baru masuk dalam tahapan Tawakal (menyerahkan sepenuhnya kepada Allah) disaat inilah kita sangat memerlukan bantuan Allah SWT. Dimana Allah memberi dua solusi kepada kita pertama “Sabar” dengan maksud tetap menjalankan segala perintah dan larangannya serta keputusan apapun dari Allah itulah yang terbaik bagi hambanya (baik senang atapun sedih) bahkan Rosullah bersabda dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra : Orang mukmin itu menakjubkan jika segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi pada seseorang yang beriman kecuali jika mendapat kesenangan lalu bersyukur, maka yang demikian sangat baik dan jika ia mendapat kesusahan ia bersabar, maka yang demikian sangat baik baginya. (HR Muslim). Kedua adalah “Solat” (Dirikanlah Solat Qs2 : 3) Allah menyediakan sarana untuk komunikasi antara Manusia dengan tuhannya yaitu lewat solat dan hikmah dibalik solat sangat banyak baik hubungannya dengan Tuhannya maupun antar manusia. 

Hikmah pelaksanaan shalat dapat dilihat hadist-hadist Rosulullah sbb:

1. Dapat menggugurkan dosa (Dari Abu Hurairah ra. Bahwa rosulullah bersabda shalat lima waktu, jum'at hingga jum'at, sebagai penebus dosa-dosa yang terjadi pada waktu itu selama tidak melakukan dosa-dosa besar .HR. Muslim) juga dari Jabir ra : berkata bahwa rosulullah bersabda,”Perumpamaan shalat lima waktu itu laksana sungai yang penuh air mengalir didepan pintu rumah salah seorang diantara kalian, dan engkau mandi setiap hari lima kali” HR. Muslim),  
2. Jaminan Masuk Surga (Dari abu Musa ra. berkata bahwa rosulullah bersabda barang siapa yang sholat subuh dan ashar akan masuk surga. HR. Muslim), 

3. Malaikat mendoakannya (Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa rosulullah bersabda ”Para malaikat mendoakan seseorang selama ia berada ditempat shalat yang baru dikerjakannya selama ia tidak berhadas. Malaikat berkata ALLAHUMMAGHFIRLAHU, ALLAHUMMAR HAMHU Ya Allah, ampunilah ia ya Allah, kasihani ia ya Allah” HR Bukhari). 

4. Terbebas dari golongan munafik (Dari Abu Hurairah ra bahwa rosulullah bersabda ” Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain shalat subuh dan isya ”. Seandainya mereka mengetahui pahalanya, tentu akan mendatanginya meskipun dengan merangkak. HR. Bukhari dan Muslim).

5. Perkara yang dihisap pertama kali ( Dari Syaqib bin abdullah/Ulama tabiin berkata bahwa rosulullah bersabda ”Sesungguhnya yang pertama dihisap dihari kiamat nanti adalah Shalat. Bila shalatnya sempurna berarti ia telah lolos dan beruntung. Bila shalat fardlunya kurang atau rusak pasti kecewa atau rugi. Allah berkata Perhatikanlah jika hambaku ada shalat sunat untuk mencukupi kekurangan shalat fardhlu. Kemudian setelah selesai perhitungan shalat, barulah amal yang lainnya diperhitungklan.”HR. At Tirmidzi).

  Allah SWT telah memberikan sinyalement kepada hambanya bahwa melakukan shalat dengan khusyu sangatlah berat, butuh perjuangan, upaya, pengorbanan (waktu, jiwa dan harta), pelatihan, kesabaran, keistiqomahan, dsb. Akan tetapi Allah juga memberikan jalan keluar agar tercapai kekhusyuan yaitu dengan Tauhid dan Aqidah yang kuat bahwa umat islam harus yakin akan bertemu Allah dan kembali kepada-Nya. Dengan menekankan kepada sifat dari kita yang ”Ichsan” yaitu melakukan kegiatan apapun pasti kita dilihat Allah atau Allah pasti melihat kita hal ini perlu pelatihan yang berkesinambungan.

  Adapun peristiwa 1430 tahun yang lalu yang difirmankan dalam surat Bani Israil ayat 1. subtansi dasar dari kejadian itu adalah memerintahkan kepada manusia untuk melaksanakan shalat lima waktu. Mari kita bermuhasabah apakah shalat kita sudah sesuai tuntunan rosulullah???, sudah diawal waktu dimasjid dan berjamaah??? sudahkah kita mengetahui arti bacaaan sholat, dan yang lebih penting adalah implementasi dari shalat yaitu menjadi orang yang berakhlak Mulia serta bermanfaat untuk diri dan orang lain sesuai dengan ketentuan Allah dan Rosulnya ???

Wallahu a'lam bish-shawab
Renungan HAti
Bambang Wijonarso 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar