Jumat, 30 Oktober 2009

Haji Mabrur (Bagian ke-3)

Oleh :H.Bambang Wijonarso

Abu Hurairah r.a. berkata, "Nabi ditanya, 'Amal apakah yang lebih utama?' Beliau bersabda, 'Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.' Ditanyakan, 'Kemudian apa?' Beliau bersabda, 'Berjuang di jalan Allah.' Ditanyakan, 'Kemudian apa?' Beliau bersabda, 'Haji yang mabrur.'" (Hadis Riwayat Bukhori dan Muslim).

Buah haji mabrur itu ada perubahan yang tampak jelas dalam kehidupan sehari-harinya dan itu tidak hanya berdampak pada dirinya, melainkan juga bagi orang lain. Dia memancarkan manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Orang yang hajinya mabrur itu cirinya setelah pulang haji ada perubahan dalam dirinya menjadi lebih baik. Maksiat dia tinggalkan, bahkan perbuatan yang tidak bermanfaatpun dia tinggalkan. Dulu ibadahnya minimalis atau kurang lengkap sekarang lengkap selain berupaya untuk istiqomah. Orang yang hajinya mabrur selalu meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya seperti ibadah nawafil (sholat rawatibnya atau qobliyah dan ba’diyah , sholat tahajudnya, dhuhanya, puasa senen-kemis, dan sedekah, interaksi dengan Al Qur'an dsb) bahkan haus akan ilmu agama dan amaliahnya serta banyak bertobat dengan banyak memperbaiki diri. Bagi orang yang mendapatkan haji mabrur contoh dalam hal sholat fardhu selalu dijaga tepat pada waktunya, tidak hanya sholat sendiri melainkan selalu sholat fardhu berjamaah dimasjid (bgi laki-laki), bukan hanya sholat untuk menggugurkan kewajiban saja tapi sudah meningkat merupakan kebutuhan hidupnya..

Dapat disimpulakan orang yang mendapatkan haji mabrur minimal ada empat kriteria :
Pertama, Sepulang dari haji seluruh rangkaian ibadah selama ditanah suci, dia bawa kembali ketanah air terutama sholat lima waktu berjamaah dimasjid. Sampai sebelum adzan terdengar sudah bersiap-siap untuk sholat berjamaah dimasjid.(bukan dirumah bagi laki-laki) untuk wanita jika dapat menjaga fitnah sah-sah saja.

Kedua, selalu berusaha menciptakan kebaikkan baik untuk dirinya, keluarganya maupun orang lain, apapun yang dihadapi dalam hidup ini merupakan ladang kebaikan/amal pada dirinya, dikarenakan selalu merasa dirinya selalu diawasi oleh Allah (ihsan).
Ketiga, Sepulang dari haji selalu haus akan mencari ilmu agama baik melalui membaca, mengkaji dan mengamalkan dan yang ter penting upaya maksimal untuk konsisten/istiqomah sehingga proses perintah dan larangan Allah dia jalankan dengan kuantitas dan kualitas yang maksimal sesuai dengan kemampuannya.

Keempat, Sepulang dari haji dalam penghargaannya terhadap “Waktu” sangat efisien yaitu dengan Munajad (selalu berdoa), Muhasabah (Introspeksi diri), Tafakur (Melihat kebesaran Allah) dan yang terakhir adalah Maisya (Duniawi), keempat waktu ini selalu seimbang dilaksanakan sehari semalam dua puluh empat jam, bahkan tidurnya orang yang sepulang dari haji selalu bertanya apakah besok aku masih dibangunkan Allah?, begitu pula saat dia bekerja apakah Allah tidak mengetahui kalau saya berbuat salah?

Bahkan Rosulullah bersabda untuk orang yang mendapat predikat haji mabrur akan diampuni dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan yaitu dari :
Abu Hurairah ra. Berkata Aku telah mendengar Rosulullah saw bersabda Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji tidak berbuat keji dan tidak berbuat fasiq, maka ia akan kembali bersih dari dosanya, bagaikan bayi yang baru lahir dari kandungan ibunya (HR Bukhari dan Muslim).

Bagi yang belum haji tentunya ini sebagai motifasi untuk meraih Surga nya Allah serta salah satu perintah Rukun Islam yang kelima, dan bagi yang sudah menunaikan ibadah haji tentunya ini sebagai pengingat dan nasehat agama agar jika sudah memperoleh predikat haji mabrur harus dipertahankan dan minta kepada Allah agar diberi kekuatan/istiqomah untuk melaksanakan perintah dan larangan Allah serta Rosul Nya.
Bagi yang tidak sesuai dengan kriteria haji mabrur cepat-cepatlah bertobat dan kembali kepada hakekat kriteria haji mabrur (Allah maha pemberi tobat).
Bagi yang sama sekali tidak tergerak hatinya untuk melaksanakan haji mudah-mudahan artikel ini salah satu sebab diturunkannya hidayah Allah. Kebenaran datang dari Allah SWT dan RosulNya sedang kesalahan terdapat dari kebodohan penulis, saya mohon ampun kepada Allah dan maaf kepada seluruh jamaah Renungan HAti.

Wallahu a’lam bish-shawab
Renungan HAti
H. Bambang Wijonarso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar