By Abu ALby
Bambang Wijonarso
Blog
: dakwahrenunganhati.blogspot.com
Bagaimana
umat islam menyikapi pergantian tahun baru Masehi…? Islam
sama sekali tidak mengenal tahun baru masehi sebagai sesuatu yang
luar biasa atau sesuatu yg istimewa, apalagi dengan penuh acara yang
berhura-hura yang kita kenal dengan sebutan Malam
Tahun Baru…baik
berupa hiburan –hiburan yang dikemas dalam bentuk bermacam-macam
misalnya acara di media electronik (TV) berupa Band,Tari-tarian, atau
berkumpul bersama disuatu tempat begadang sampai pergantian tahun di jam 12 malam bahkan terkadang samapi pagi, intinya
menghabiskan perpindahan waktu dengan sesuatu yang sia-sia tidak ada
manfaatnya sebagai bekal diakherat kelak bahkan dapat melalaikan
ingat kepada Allah.
Tahun baru bagi umat islam sudah berlalu kita kenal dengan tahun hijriyah (bulan Muharam) dimana perjuangan Rosulullah dari Hijrahnya dari kota Mekah ke Kota Madinah sebagai titik awal penentuan kalender Islam. Tentunya umat islam harus mengambil pelajaran dari perjuangan Rosulullah sebagai landasan untuk mengapai kehidupan yang selamat didunia maupun diakherat kelak. Dijaman Rosulallah dan para sahabat sama sekali tidak pernah melakukan acara yang mengkhususkan pergantian tahun baik tahun Hijriah apalagi masehi.
Bagaimana
Islam menyikapi segala aktifitas atau kegiatan berupa amalan-amalan
yang khususnya mengenai pergantian tahun coba kita melihat firman
Allah SWT :
Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya (Qs. Al Israa [17] :36).
Dari
ayat tersebut sudah jelas bahwa seluruh aktifitas hidup didunia (urusan dunia) pada awalnya
boleh dilakukan sampai ada dalil/hukum (Al Qur’an dan Hadis) yang
melarangnya.
Bahkan Allah melarang untuk mengikuti seluruh aktifitas
yang lahir dari orang-orang Nashara dan Yahudi yang difirmankan dalam
Al Qur’an :”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nashara menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim (Qs.Al Maa’idah/5 ayat 51).
Pemimpin
ini maksudnya orang atau golongan, bahkan Negara sekalipun yang
dapat mempengaruhi umat/rakyat/orang/negara menjadikan lalai kepada
seluruh aturan Allah dan rosulNya. Sehingga kita ketahui bahwa
orang-orang kafir jangan diikuti dari firman Allah SWT :
Orang-orang
yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu
yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.
Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah
mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang
jauh (Qs. Ibrahim 14 ayat 18).
Bagaimana
fenomena dimasyarakat dari tahun ketahun (Tahun Masehi) dibelahan
bumi selalu diperingati pergantian tahun dengan bersenang-senang
menghabiskan waktu sampai pagi, hampir seluruh manusia dibelahan bumi di Asia, Afrika,
Eropa, Amerika dan Australia dari anak-anak, remaja, ibu-bapak serta
kakek-nenek. Akan tetapi lucunya masyarakat yang nota bene negara
berkembang dengan penuh kemiskinannya, sikaya dan simiskin semakin
jelas bahkan 89% penduduknya mengaku beragama Islam mengikuti
gaya-gaya mereka, kejadian yang menimpa umat islam
khususnya di Indonesia sudah disinyalir sejak jaman Rosulullah seribu
empat ratus tahun yang lalu dengan hadisnya :”
Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong
dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud), salah
satu contoh dengan tiupan ”Terompet” adalah merupakan syiar-syiar
orang2 Yahudi, bakar kembang api adalah syiar2 orang2 Majusi.
Sudah
seharusnya umat islam setiap saat bukan setiap tahun harus meng
"EVALUASI
DIRI"
(muhasabah)
seluruh
amalan baik hati kita, pemikiran kita, aktifitas kita,dan prilaku
kita sudah sesuai dengan tuntunan Allah dan RosulNya….makin dekat
atau makin jauh …..makin taat atau makin bermaksiat…..makin
sombong atau makin tawadu….makin tidak mau tahu atau selalu mau
tahu tentang ilmu……makin peduli terhadap Agama atau makin
Cuek…..Bagaimanakah jabatan kita….harta kita….pekerjaan
kita….keluarga kita….usia kita….waktu luang kita….popularitas
kita kesehatan kita, atau waktu muda kita sebagai sarana & prasarana yang Allah berikan untuk menciptakan
amal soleh. sudahkah
kita melakukan itu semua… Manusia yang Cerdas adalah mampu menahan
nafsu buruknya, kemudian dia beramal soleh sebagai bekal dinegeri
akherat…. Perlu diketahui Jabatan, harta dan popularitas hanya
mengantarkan sampai sakaratul maut, kemudian istri/suami dan kerabat
handai taulan hanya mengantarkan kita sampai liang kubur…..sedangkan
amal sholeh akan mengantarkan kita menemui Allah aza wajala (sangat
dibutuhkan saat di yaumil hisab).
Marilah bersibuk-sibuk diri dengan sesuatu yang pasti kita bawa yaitu amal sholeh tentunya bukan amal salah.
Mudah-mudah Allah memberi kemampuan kepada kita semua untuk dapat menjalankan semua aturan yang Allah dan Rosulnya tetapkan aamiin..
Wallahu
a’lam bish-shawab
Renungan
Hati
Abu
Albi Bambang Wijonarso
Read More..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar