Kamis, 31 Desember 2015

Tahun Baru Masehi


By Abu ALby  Bambang Wijonarso
Blog : dakwahrenunganhati.blogspot.com

      Bagaimana umat islam menyikapi pergantian tahun baru Masehi…? Islam sama sekali tidak mengenal tahun baru masehi sebagai sesuatu yang luar biasa atau sesuatu yg istimewa, apalagi dengan penuh acara yang berhura-hura yang kita kenal dengan sebutan Malam Tahun Baru…baik berupa hiburan –hiburan yang dikemas dalam bentuk bermacam-macam misalnya acara di media electronik (TV) berupa Band,Tari-tarian, atau berkumpul bersama disuatu tempat begadang sampai pergantian tahun di jam 12 malam bahkan terkadang samapi pagi, intinya menghabiskan perpindahan waktu dengan sesuatu yang sia-sia tidak ada manfaatnya sebagai bekal diakherat kelak bahkan dapat melalaikan ingat kepada Allah.

Tahun baru bagi umat islam sudah berlalu kita kenal dengan tahun hijriyah (bulan Muharam) dimana perjuangan Rosulullah dari Hijrahnya dari kota Mekah ke Kota Madinah sebagai titik awal penentuan kalender Islam. Tentunya umat islam harus mengambil pelajaran dari perjuangan Rosulullah sebagai landasan untuk mengapai kehidupan yang selamat didunia maupun diakherat kelak. Dijaman Rosulallah dan para sahabat sama sekali tidak pernah melakukan acara yang mengkhususkan pergantian tahun baik tahun Hijriah apalagi masehi.

       Bagaimana Islam menyikapi segala aktifitas atau kegiatan berupa amalan-amalan yang khususnya mengenai pergantian tahun coba kita melihat firman Allah SWT :
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (Qs. Al Israa [17] :36). Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa seluruh aktifitas hidup didunia (urusan dunia) pada awalnya boleh dilakukan sampai ada dalil/hukum (Al Qur’an dan Hadis) yang melarangnya.
      
      Bahkan Allah melarang untuk mengikuti seluruh aktifitas yang lahir dari orang-orang Nashara dan Yahudi yang difirmankan dalam Al Qur’an :”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashara menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (Qs.Al Maa’idah/5 ayat 51).

Pemimpin ini maksudnya orang atau golongan, bahkan Negara sekalipun yang dapat mempengaruhi umat/rakyat/orang/negara menjadikan lalai kepada seluruh aturan Allah dan rosulNya. Sehingga kita ketahui bahwa orang-orang kafir jangan diikuti dari firman Allah SWT :

Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh (Qs. Ibrahim 14 ayat 18).
        Bagaimana fenomena dimasyarakat dari tahun ketahun (Tahun Masehi) dibelahan bumi selalu diperingati pergantian tahun dengan bersenang-senang menghabiskan waktu sampai pagi, hampir seluruh manusia dibelahan bumi di Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Australia dari anak-anak, remaja, ibu-bapak serta kakek-nenek. Akan tetapi lucunya masyarakat yang nota bene negara berkembang dengan penuh kemiskinannya, sikaya dan simiskin semakin jelas bahkan 89% penduduknya mengaku beragama Islam mengikuti gaya-gaya mereka, kejadian yang menimpa umat islam khususnya di Indonesia sudah disinyalir sejak jaman Rosulullah seribu empat ratus tahun yang lalu dengan hadisnya :” Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud), salah satu contoh dengan tiupan ”Terompet” adalah merupakan syiar-syiar orang2 Yahudi, bakar kembang api adalah syiar2 orang2 Majusi.

     Sudah seharusnya umat islam setiap saat bukan setiap tahun harus meng "EVALUASI DIRI" (muhasabah) seluruh amalan baik hati kita, pemikiran kita, aktifitas kita,dan prilaku kita sudah sesuai dengan tuntunan Allah dan RosulNya….makin dekat atau makin jauh …..makin taat atau makin bermaksiat…..makin sombong atau makin tawadu….makin tidak mau tahu atau selalu mau tahu tentang ilmu……makin peduli terhadap Agama atau makin Cuek…..Bagaimanakah jabatan kita….harta kita….pekerjaan kita….keluarga kita….usia kita….waktu luang kita….popularitas kita kesehatan kita, atau waktu muda kita sebagai sarana & prasarana yang Allah berikan untuk menciptakan amal soleh. sudahkah kita melakukan itu semua… Manusia yang Cerdas adalah mampu menahan nafsu buruknya, kemudian dia beramal soleh sebagai bekal dinegeri akherat…. Perlu diketahui Jabatan, harta dan popularitas hanya mengantarkan sampai sakaratul maut, kemudian istri/suami dan kerabat handai taulan hanya mengantarkan kita sampai liang kubur…..sedangkan amal sholeh akan mengantarkan kita menemui Allah aza wajala (sangat dibutuhkan saat di yaumil hisab).

Marilah bersibuk-sibuk diri dengan sesuatu yang pasti kita bawa yaitu amal sholeh tentunya bukan amal salah.
Mudah-mudah Allah memberi kemampuan kepada kita semua untuk dapat menjalankan semua aturan yang Allah dan Rosulnya tetapkan aamiin..


Wallahu a’lam bish-shawab
Renungan Hati
Abu Albi Bambang Wijonarso
Read More..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar