By : H. Bambang Wijonarso
Email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Dalam sebuah dialog dgn. para sahabatnya, Rosulullah SAW bertanya ,”Apakah kalian menginginkan hati yang terang dan terpenuhi kebutuhan hidup?” Para sahabat menjawab “Benar, kami menginginkannya ,” Lalu Rosulullah SAW berkata sayangilah anak yatim usaplah kepalanya, berilah makanan yang sama dengan makananmu, maka akan tenang hatimu dan akan terpenuhi kebutuhan hidupmu,” (HR Imam Thabrani dan Abu Darda).
Email : bambang_wijonarso@yahoo.com

Hati yang tenang dan terpenuhi kebutuhan hidup merupakan dambaan setiap orang. Dengan hati yang tenang seseorang akan mampu memecahkan berbagai persoalan hidupnya, betapapun kompleks dan beratnya masalahyang dihadapinya. Dengan hati yang tenang seseorang akan mempunyai optimisme dalam mencari dan mendapatkan rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hati yang tenang dan terpenuhi kebutuhan hidup ibarat dua sisi pada satu koin yang saling melengkapi dan menyempurnakan.
Berdasarkan hadis tersebut diatas kedua hal yang sangat esensial dan penting itu dapat dicapai, antara lain dengan memperhatikan anak yatim. Memperhatikan makanan sehari-harinya, memperhatikan pakainnya, dan memperhatikan pendidikannya.
Berdasarkan hadis tersebut diatas kedua hal yang sangat esensial dan penting itu dapat dicapai, antara lain dengan memperhatikan anak yatim. Memperhatikan makanan sehari-harinya, memperhatikan pakainnya, dan memperhatikan pendidikannya.
Berkorban untuk kepentingan anak yatim yang sudah tidak memiliki orang tua yang menjadi tulang punggung keluarganya, apalagi dalam keadaan fakir miskin adalah sama dengan menyelamatkan masa depan kehidupan mereka baik didunia maupun diakherat nanti. Beramal untuk kepentingan mereka merupakan amal sholeh yang akan bernilai abadi dihadapan Allah SWT. Bahkan dalam sebuah hadis shahih yang lain, Rosulullah menyatakan,” Aku akan bersama para pngurus anak yatim disurga nanti seperti dua jari tangan (berdekatannya).” Sebaliknya membiarkan anak yatim (terutama dari keluarga dan tetangga dekat) dianggap perbuatan dosa besar yang sama dengan mendustakan agama dan hari pembalasan sebagaimana dinyatakan didalam Al Qur’an Surat Al Maa’uun surat ke 107 ayat 1 s/d 3 :Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Oleh karena itu, seluruh kaum muslimin yang mampu hendaknya memiliki kepekaan dan tanggung jawab yang semakin tinggi untuk menyisihkan sebahagiaan hartanya untuk kepentingan anak-anak yatim tersebut…..Mudah-mudahan ketenangan hati dan terpenuhinya kebutuhan hidup akan kita raih bersama aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab
Renyngan Hati
Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar