Oleh :H. Bambang Wijonarso
email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Ada Enam hal yang menghalangi manusia mengenal Allah diantaranya pertama bersandar kepada Panca-Indra. Dan Ingatlah ketika kamu berkata :” Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang (melihat Allah dengan mata kepala) karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya (Qs.2:55). Tidak berimannya kepada Allah dengan dalih tidak bisa melihat Allah, padahal banyak sesuatu yang tidak bisa dilihat tapi mereka menyakini keberadaannya seperti Gaya grafitasi bumi, Arus listrik, Akal pikiran, adanya oksigen diudara bebas untuk bernafas, rasa senang dan sedih rasa takut dan berani dsb ....siapa yang menciptakan ini semua...apakah terjadi secara kebetulan saja...atau kita tidak pernah mau memikirkannya alias cuek-cuek saja (Khan tidak berguna dsb)...??.
Ke-dua adalah faktor kesombongan, Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (Qs Lukman ayat 18). Begitu pula rosullullah bersabda dari Abdullah bin masud ra. ”Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat sifat sombong meskipun hanya sebesar atom”. Ada seorang berkata ” Sesungguhnya orang itu suka berpakaian yang bagus-bagus dan sandal yang bagus pula.” Nabi saw bersabda.” Sesungguhnya Allah itu indah, suka keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia” (HR Muslim). Sekali lagi kebenaran datangnya hanya dari Allah dan Rosulnya bukan dari pemikiran hawa nafsu kita, sudahkah kita introspeksi diri apakah seluruh keputusan yang diambil dalam hidup berlandaskan undang-undang dari Allah dan Rosulnya atau bahkan sebaliknya (Naudzubillah).
email : bambang_wijonarso@yahoo.com

Ke-dua adalah faktor kesombongan, Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (Qs Lukman ayat 18). Begitu pula rosullullah bersabda dari Abdullah bin masud ra. ”Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat sifat sombong meskipun hanya sebesar atom”. Ada seorang berkata ” Sesungguhnya orang itu suka berpakaian yang bagus-bagus dan sandal yang bagus pula.” Nabi saw bersabda.” Sesungguhnya Allah itu indah, suka keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia” (HR Muslim). Sekali lagi kebenaran datangnya hanya dari Allah dan Rosulnya bukan dari pemikiran hawa nafsu kita, sudahkah kita introspeksi diri apakah seluruh keputusan yang diambil dalam hidup berlandaskan undang-undang dari Allah dan Rosulnya atau bahkan sebaliknya (Naudzubillah).
Ke-tiga adalah faktor Kebodohan, orang-orang yang tidak mau menerima ayat-ayat Allah dan hadist Rosul dalam mengarungi kehidupan maka akan tersesat hidupnya dan orang ini banyak memakai seluruh aturan hidupnya berdasarkan pemikirannya sendiri maka kebodohan nyata akan diakuinya setelah kematian itu datang padanya (aduh ....Menyesal aku). Kebodohan disebabkan karena malasnya atau tidak mau tahunya seseorang akan ilmu agama.
Keempat adalah faktor Kelengahan, Telah dekat kepada manusia hari menghisap segala amalan mereka, sedang mereka dalam kelalaian lagi berpaling dari padanya. Dan Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur’an pun yang baru diturunkan dari tuhan mereka, melainkan mereka mendengarkannya, sedang mereka bermain-main (Qs21: 1 – 2)...Apakah kita termasuk dari golongan ini?? (mari Bemuhasabah).
Ke-lima adalah faktor Keragu-raguan, disebabkan kurangnya ilmu dan keyakinan kepada Allah serta seringnya membanding-bandingkan sesuatu yang baik dengan yang buruk menurut hawa nafsunya (tanpa ilmu).
Ke-enam adalah Faktor Taqlid (ikut-ikutan) Apabila dikatakan kepada mereka: ”Marilah mengikuti apa yang diturunkan kepada Allah dan Rosul” Mereka menjawab:”Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang meeka itu tidak mengetahui apa apa dan tidak pula mendapat petunjuk (Qs. 5 : 104)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Renunagn Hati
H. Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar