Oleh : Bambang Wijonarso
Email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia……….. (Qs. Al Israa' [17] : 97).
Perjalanan kehidupan manusia didunia yang fana ini tentunya merupakan kepastian bahwa suatu yang namanya “Petunjuk/Hidayah” sangatlah diperlukan. Jika kita akan pergi kesuatu tujuan yang sangatlah jauh tentunya modal pertama sebagai bekal adalah petunjuk (negara/kota/ksmpung mana yang dituju, berapa jauh jaraknya, berapa lama perjalanannya, berapa lama tinggal, apa yang harus dibawa, harus bagaimana disana/apa misi dan targetnya dsb), tentunya memerlukakn persiapan yang matang dan maksimal agar tidak tersesat. Boleh jadi petunjuk/hidayah dalam paparan diatas lebih banyak berhasil dan sedikit yang tersesat .
Email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia……….. (Qs. Al Israa' [17] : 97).
Perjalanan kehidupan manusia didunia yang fana ini tentunya merupakan kepastian bahwa suatu yang namanya “Petunjuk/Hidayah” sangatlah diperlukan. Jika kita akan pergi kesuatu tujuan yang sangatlah jauh tentunya modal pertama sebagai bekal adalah petunjuk (negara/kota/ksmpung mana yang dituju, berapa jauh jaraknya, berapa lama perjalanannya, berapa lama tinggal, apa yang harus dibawa, harus bagaimana disana/apa misi dan targetnya dsb), tentunya memerlukakn persiapan yang matang dan maksimal agar tidak tersesat. Boleh jadi petunjuk/hidayah dalam paparan diatas lebih banyak berhasil dan sedikit yang tersesat .
Dalam mengarungi kehidupan, petunjuk/hidayah yang bisa menyelamatkan manusia didunia maupun diakherat hanyalah “Agama Islam”, sehingga Islam sebagai dasar kurikulum kehidupan (Manhajul Hayah) yang sangat bersumber kepada Al Qur’an dan Al Hadis. Hal ini sangatlah ditegaskan oleh Allah subhana wata’ala dengan firmanNya :Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (Qs. Al Israa' [17] : 9).
Begitu pula ditegaskan didalam Hadis Rosulullah SAW Dari Tamim al-Daary RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Agama adalah petunjuk (bagi manusia)" -Beliau mengulangi tiga kali-. Kami bertanya: Untuk siapa wahai Rasulullah?. Beliau bersabda: "(Petunjuk manusia) untuk berbuat baik kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan kepada umat islam pada umumnya." Riwayat Muslim.
Banyak dikalangan masyarakat yang melahirkan suatu opini “luar biasa ya atau enak…ya sifulan dapat hidayah”, kalau opini ini yang berkembang dimasyarakat maka akan terkesan nanti saja kita berbuat baik/nanti saja kita sholat, Haji, Zakat, sedekah, nanti saja kalau sudah tua atau sudah sakit-sakitan, kalau sudah gagal, kalau sudah ada kelebihan harta (kaya), kalau sudah tidak sibuk baru tunduk dengan aturan Allah dan Rosul …terkesan orang semacam ini pasif menunggu datangnya petunjuk/hidayah dari Allah SWT. Kalau manusia mau jujur pada diri sendiri hampir setiap hari orang muslim sholat minimal 17 rakaat (pada sholat wajib) dan 12 rakaat disholat sunah rawatib plus sholat tahajud dan witir 11 rakaat sehingga total 40 rakaat/hari sholat, dimana bacaan wajib sholat adalah Al-fatiha. Surat ini selalu dibacakan dan diminta oleh seluruh umat manusia yang melakukan ibadah wajib yaitu sholat minimal 17 kali dan maksimal 40 kali “Ihdinaa shiratol mustaqim “ (Qs.1 ayat 6) yang artinya “Tunjukilah kami kejalan yang lurus”. Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik. Hidayah ada dua macam yaitu Hidayatul Irsyad dan Hidayatut Taufiq. Hidayatul Irsyad adalah ilmu dan penjelasan. Hidayatut Taufiq adalah amal terhadap ilmu atau ittiba’.
Bersyukurlah orang-orang yang selalu berinteraksi dengan Al Qur’an dan As Sunah niscaya Allah akan terus memberi petunjuk diatas petunjuk sehingga output manusianya akan melahirkan ketenangan hati, ketajaman berfikir, analisanya kuat dan prilakunya positif.
Rosulullah SAW bersabda ”Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah (HR. Al-Baihaqi)
Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.(Qs. Maryam [19] : 76).
Bagaimana mengilustrasikan sebuah hidayah/petunjuk secara mudah dan sederhana, mungkin kita mengibatratkan kalau sebuah dataran area yang berhutan lebat dengan pohon-pohon yang bervariasi dari tinggi besar, rendah dan kecil berakar kuat kalau manusia berada didalamnya siang hari seperti sore/cuaca mendung karena sinar matahari tembus sedikit terhalang pohon-pohon. Seandainya kita akan membuat jalan tentunya ada beberapa type jalan. Pertama membuat jalan setapak maka yang jalan hanya sebatas manusia, kedua membuat jalan setapak yang keras (mungkin disemen/diaspal) maka jalan bertambah fungsi untuk dilalui kendaraan roda dua sepeda/motor dan sejenisnya, ketiga jalan setapak yang keras tadi diperlebar maka jalan sudah bertambah fungsi untuk kendaraan roda empat atau lebih, keempat jalan setapak yang keras diperkuat dan diperlebar maka yalan dapat berfungsi untuk lapangan terbang.Hidayah/petunjuk yang akan Allah berikan diilustrasikan berupa pejalan kaki, sepeda/motor, mobil serta pesawat terbang akan tetapi yang membuat sarana dan prasarana jalan dari jalan setapak, jalan setapak yang keras, jalan setapak yang keras diperlebar serta jalan setapak yang keras diperkuat dan diperlebar adalah kewajiban manusia.
Orang-orang yang dijauhkan dari hidayah/petunjuk Allah SWT dari Al Qur’an dengan firmanNya (PERHATIKAN DAN SIMAK BAIK-BAIK) :
1. Tidak beriman kepada ayat-ayat Allah .
Sesungguhnya orang-orang yang tidakberiman kepada ayat-ayat Allah (Al Quran), Allah tidak akan memberi petunjuk kepadamereka dan bagi mereka azab yang pedih.(Qs. An Nahl [16] : 104).
2. Mentuhankan Hawa Nafsu.
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Qs. Al Jaatsiyah [45] : 23).
[1384]. Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
3. Menjadikan syaitan sebagai pelindung.
Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. (Qs.Al A'raaf [7] : 30).
4. Menjual petunjuk dengan kesesatan.
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (Qs. Al Baqarah [2] : 16).
Ada beberapa pertanyaan bagaimana kalau orang tua kita, istri/suami kita, anak kita atau saudara kita masih terus bermaksiat kepada Allah atau belum beragama islam. Kejadian ini dicontohkan kepada Abu Thalib pamannya Rosulullah yang meningal dalam keadaan tidak muslim, padahal pamannya ini sangat membela selama perjuangan Rosulullah SAW bahkan rosul berdo’a kepada Allah SWT agar pamannya diberi hidayah/petunjuk, maka Allah menegurnya dengan firmanNya : Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Qs.Al Qashash [28] ; 56).
Doa agar ditetapkannya petunjuk dan hidayah
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (Qs. Ali Imran [3] : 8)
Wallahu A’alm bish-shawab,
Renungan Hati
Bambang Wijonarso
2. Mentuhankan Hawa Nafsu.
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Qs. Al Jaatsiyah [45] : 23).
[1384]. Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
3. Menjadikan syaitan sebagai pelindung.
Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. (Qs.Al A'raaf [7] : 30).
4. Menjual petunjuk dengan kesesatan.
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (Qs. Al Baqarah [2] : 16).
Ada beberapa pertanyaan bagaimana kalau orang tua kita, istri/suami kita, anak kita atau saudara kita masih terus bermaksiat kepada Allah atau belum beragama islam. Kejadian ini dicontohkan kepada Abu Thalib pamannya Rosulullah yang meningal dalam keadaan tidak muslim, padahal pamannya ini sangat membela selama perjuangan Rosulullah SAW bahkan rosul berdo’a kepada Allah SWT agar pamannya diberi hidayah/petunjuk, maka Allah menegurnya dengan firmanNya : Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Qs.Al Qashash [28] ; 56).
Doa agar ditetapkannya petunjuk dan hidayah
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (Qs. Ali Imran [3] : 8)
Wallahu A’alm bish-shawab,
Renungan Hati
Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar