By :H.Bambang Wijonarso
email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Sesunggungnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah ni'mat kepada mu, dan jika kamu mengingkari ni'mat-Ku maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. ( Qs. Ibrahim.14 ayat 7).
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui implementasi dari hakekat syukur untuk seorang muslim antara lain Pertama, seorang muslim minimal melafazkan kata “Alhamdulillah” (Segala puji hanya bagi Allah) disaat menghadapi hal Syukur. Kedua, seorang muslim jika seluruh aktifitas hidupnya menghasilkan output berupa “kebaikan-kebaikan” atau “keberhasilan” yang diperoleh, maka harus bersumber dari rahmat dan berkahnya Allah Swt bukan karena kemampuan dan kehebatan dirinya, misalkan kekayaan berupa harta, ilmu (Syar'i), kesibukan (Waktu), jabatan, titel duniawi, kehormatan dan sebagainya. Coba kita lihat sahabat Rosulullah SAW yaitu Usman bin afwan ra. kehidupannya sangat sederhana (tawadhu) baru terlihat kayanya disaat berinfaq (hartanya) dengan 100 buah binatang Onta (senilai dengan uang sekarang satu milyard)......bagaimana dengan para kaum muslimin sekarang yang mempunyai pola hidup konsumtif yang sangat berhitung-hitung saat berinfaq.
email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Sesunggungnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah ni'mat kepada mu, dan jika kamu mengingkari ni'mat-Ku maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. ( Qs. Ibrahim.14 ayat 7).
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui implementasi dari hakekat syukur untuk seorang muslim antara lain Pertama, seorang muslim minimal melafazkan kata “Alhamdulillah” (Segala puji hanya bagi Allah) disaat menghadapi hal Syukur. Kedua, seorang muslim jika seluruh aktifitas hidupnya menghasilkan output berupa “kebaikan-kebaikan” atau “keberhasilan” yang diperoleh, maka harus bersumber dari rahmat dan berkahnya Allah Swt bukan karena kemampuan dan kehebatan dirinya, misalkan kekayaan berupa harta, ilmu (Syar'i), kesibukan (Waktu), jabatan, titel duniawi, kehormatan dan sebagainya. Coba kita lihat sahabat Rosulullah SAW yaitu Usman bin afwan ra. kehidupannya sangat sederhana (tawadhu) baru terlihat kayanya disaat berinfaq (hartanya) dengan 100 buah binatang Onta (senilai dengan uang sekarang satu milyard)......bagaimana dengan para kaum muslimin sekarang yang mempunyai pola hidup konsumtif yang sangat berhitung-hitung saat berinfaq.
Bandingkan dengan seorang yang bernama “Karun” (bendaharanya Fir'aun) yang ceritanya diabadikan dalam Al Qur'an surat Al-Qashash ayat 78 s/d 82 dimana “Karun” termasuk orang yang sombong, yang ini terjadi karena kekayaannya tidak dilandasi dari keyakinan bahwa Allah SWT yang memberi keberkahan harta padanya, bahkan ia mengatakan semua ini didapat dari keilmuan yang dimiliki akan tetapi kemudian “Karun” bersama rumahnya ditenggelamkan kedalam bumi oleh Allah SWT sebagai azab (jadilah pelajaran bagi kaum muslimin).
Ketiga,kebaikan atau keberhasilan yang diperoleh seorang muslim setidaknya Allah SWT berikan lewat wasilah (jalan) dari pendidikan kedua orang tuanya (Waalidayya ...Qs.46 ayat 15), sehingga bukti kita bersyukur kepada Allah SWT harus dibarengi dengan berbuat baik kepada kedua orang tua (termasuk mertua…Rosulullah bersabda “Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad). Tentunya sekarang kita ketahui berbuat baik itu bukan suruhan ustad, ulama maupun kyai bahkan orang tua sekalipun akan tetapi ini perintah Allah SWT.
Keempat, seorang yang bersyukur selalu melakukan pekerjaan atau aktifitas dunia (amala shalihan tardhaah....Qs.46 ayat 15) baik pemikiran, hati maupun jasad yang akan mengundang rahnat dan keberkahan Allah SWT. Tentunya aktifitas ini harus dibingkai dengan larangan dan perintah-NYA yang ada di Al Qur'an dan As Sunnah dengan belajar dan belajar. Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”
Kelima, seorang yang bersyukur harus manghasilkan keturunan yang berkualitas (Wa-ashlihli fii dzurriyyatii Qs46 ayat 15) melalui memelihara dan mendidiknya dengan tolak ukur seberapa jauh ketaatannya kepada Allah Swt dari semua fasilitas yang dimilikinya. Sehingga sebagai seorang muslim akan memanfaatkan waktu selama proses mendidik anak dengan hal-hal yang positif baik dari sisi keduniaan maupun agama bersama-sama. Karena tangung jawab kualitas ketaatan seorang anak kepada Allah sangat bergantung dari sikap orang tua, bagaimana anak tahu halal, haram, perintah dan larangan kalau bukan dari orang tua...pendidikan disekolah atau guru agama sekalipun hanya memberi pegangan awal adapun implementasinya tetap orang tua. Rosulullah bersabda dari Abu Hurairah. Semua anak yang dilahirkan adalah fitra, orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, majusi atau Nasrani (HR Bukhari).
Keenam, seorang yang bersyukur dalam kehidupannya selalu banyak bertobat kepada Allah SWT dengan kalimat “Istigfar”. Bahkan dijanjikan oleh Allah dengan firmannya didalam AlQur'an surat Nuh(71) ayat 10 s/d 13. Dimana orang yang banyak memohon ampun, Allah SWT pasti akan memberikan Rejeki dan keberkahan yang banyak, bahkan ayat 13 nya ditanya oleh Allah SWT “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah”. Dengan banyak minta ampun maka hati akan menjadi bersih dan pikirannya menjadi tenang sehingga dalam melakukan pekerjaan (aktifitas kehidupan) akan sungguh-sungguh yang akhirnya outpunyapun akan maksimal. Dari hadis rosulullah SAW ”Barangsiapa memperbanyak istighfar maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberinya jalan ke luar bagi kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duganya”. (HR. Abu Dawud).
Ketujuh, implementasi seorang yang bersyukur selalu mengutamakan kepentingan kaum muslimin, hal ini digambarkan kecintaan kaum ansor terhadap kaum muhajirin disaat hijrahnya rosul kemadinah. Bahkan seorang muslim ibarat satu tubuh jika yang satu sakit atau lemah maka secara keseluruhan akan terpengaruh kekuatannya. Tentunya kaum muslimin yang hanya takut kepada seluruh larangan dan perintah Allah Swt. Bagaimana ukurannya, sekali lagi seberapa besar ketaatannya kepada Allah SWT dalam mengarungi kehidupannya dengan menjawab seluruh persoalan/ aktifitas menurut aturan Allah dan Rosulnya.
Demikian ketujuh hal implementasi senuah syukur bagi seorang muslim dan ada penekanan dalam menyikapi relitas kehidupan seharusnya seorang muslim hanya menetapkan syukur dan sabar sebagai kerangka kehidupan hal ini ditegaskan dalam hadis rosulullah SAW ”Amat mengherankan terhadap urusan mukmin, seandainya baik hal itu tidak terdapat kecuali pada orang mukmin, bila ditimpa musibah ia bersabar dan bila diberi nikmat ia bersyukur”. (HR.Muslim).
Wallahu a'lam bish-shawab
Renungan Hati
H.Bambang Wijonarso
pmkia@kiaceramics.com
implementasi syukur , adalah banyak banyak mengeluarkan infak dan sodaqoh serta banyak memberi santunan sesuai kemampuannya.
BalasHapusTerima kasih sudah mampir di blog saya dan sarannya sangat benar sekali
BalasHapus