Jumat, 21 Agustus 2009

Masalah

By :H.Bambang Wijonarso
email :bambang_wijonarso@yahoo.
com

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ( Qs.Al Baqarah ayat 155).

Dalam perjalanan hidup manusia sudah menjadi sunatullah akan melalui dan menghadapi serta menggeluti apa yang namanya ”masalah” baik itu yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga, kerabat, pekerjaan maupun dalam bersosialisasi dan bermuamalah. Hal ini telah difirmankan Allah SWT tersebut diatas dimana masalah ini dikatagorikan untuk orang-orang yang beriman dengan istilah ”Cobaan”.
Walaupun semua manusia dalam menjalankan proses ”Cobaan” tersebut sering kali sangat khawatir, pusing, stress, takut, terburu-buru dsb... akan kegagalan, ketidak berhasilan, kekecewaan, ketidak pastian yang dapat melahirkan kerugian secara menyeluruh baik untuk dirinya dan untuk orang lain baik bersifat individu maupun kelompok. Kalau kita melihat dari ayat tersebut diatas tentunya sebagai seorang yang beriman harus ”Optimis” bahwa semua cobaan pasti ada jalan keluarnya, karena ”Cobaan” yang diberikan Allah SWT kepada hambanya bermaksud untuk mengukur kadar keimanan (menguji siapa yang paling beriman diantara kalian??) dan meningkatkan derajat keimanan seseorang.

Jadi keberhasilan atau kesuksesan seseorang bukan diukur dengan hasil akhir dari suatu bentuk ”Cobaan” dari Allah SWT, akan tetapi seberapa besar ketaatan seseorang kepada Allah atas ujian yang diberikanNya. Sehingga modal untuk seorang yang beriman adalah Proses Oriented bukan Result Oriented artinya ”menyikapi masalah/cobaan” sangat kental bagi kehidupan seorang yang mengaku beriman. Contoh buat apa keberhasilan hidup didunia dengan bergelimangnya harta dan jabatan serta popularitas akan tetapi kehidupannya jauh dari tuntunan Allah dan Rosulnya bahkan jauh dari ketaatannya kepada Allah. Coba kita melihat bagaimana sahabat Rosulullah SAW bernama Abdul Rahman Ibnu Auf Radliyallaahu'anhu yang dijamannya merupakan Konglemerat/pengusaha sukses kaya raya, penuh jabatan strategis akan tetapi jabatan dunia dengan kesuksessannya menghantarkan kepada ketaatan kepada Allah dan RosulNya.

Seribu empat ratus dua puluh sembilan tahun yang lalu Rosulullah telah mensinyalir tentang kebaradaan ”Masalah/Ujian” dengan sabdanya ,”Amat mengherankan terhadap urusan mukmin, seandainya baik hal itu tidak terdapat kecuali pada orang mukmin, bila ditimpa musibah ia bersabar dan bila diberi nikmat ia bersyukur”. (HR.Muslim). Begitulah seharusnya seorang yang beriman dalam bersikap.

Adapun semua ”Masalah/Ujian” yang manusia terima selama ini kalau kita perhatikan hanya ”sedikit” yang Allah turunkan misal kesehatan, berapa persen hidup selama ini yang sakit jika dibandingkan dengan sehatnya, berapa persen tidak makan jika dibandingkan dengan makannya, berapa persen mengurusi anak yang gagal dibandingkan dengan berhasilnya, berapa persen ketenangan hidup dibandingkan kesemrawutan selama ini, berapa persen waktu luang dibandingkan waktu sibuk. Demikianlah yang juga disabdakan Rosulullah ; ”Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk”. (HR. Al Hakim dan Al-Baihaqi). Tentunya hal ini telah difirmankan Allah SWT diatas dan yang menjadi konsen/fokus untuk disikapi oleh seluruh orang yang beriman adalah Allah memberi kabar gembira kepada manusia yang SABAR, siapakah manusia yang ”Sabar”?? yaitu dengan firmanNya (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101]. (Qs. Al Baqarah ayat 156).[101]. Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

Kiat-kiat untuk mencapai hal tersebut diatas antara lain pentingnya Ilmu (membaca/majelis ta’lim maupun diskusi), selalu berinteraksi dengan Al-Quran dan Al Hadist serta mengamalkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing, berteman/bersahabat dengan yang seiman, selalu berjamaah dalam berfikir, bersikap dan berbuat (ketaatan individu dan sosial), seringnya curhat dan minta ampun diwaktu sahur (shalat tahajud), melatih sabar dengan berpuasa sunah (Senin/kamis dsb), jauhkan sedikit demi sedikit perbuatan yang tidak ada manfaatnya (Sortir diri terhadap kepentingan hari akherat), seringnya membuat konsep hidup sesuai tuntunan Allah dan RosulNya serta mengevaluasinya baik untuk diri sendiri, Istri, anak-anak, kerabat, kelompok, pekerjaan dan sebagainya.

Mudah-mudahan bermanfaat untuk diri saya dan sahabatku seiman yang insya Allah dirahmatiNya aamiin.

Wallahu A’lam bish-shawab.
Renungan Hati.
Bambang Wijonarso

1 komentar: