By : Bambang Wijonarso
Bulan Muharam adalah bulan yang mulia, yang juga disebut awal bulan ditahun Hijriyah alhamdulillah bertepatan tanggal .4 Januari 2010 atau memasuki tgl. 18 Muharam 1431 Hijriah. Jika kita mau menghitung-hitung Untung Rugi yang biasa seorang pedagang, bisnisman/pengusaha, pekerja dsb sangat kental dengan hal tersebut, tentunya sebagai umat islam juga harus melakukan muhasabah diri atas hisab prilaku kebaikan dan keburukan setahun yang lalu . Untung-Rugi dapat dikatakan sebuah kemenangan yang diraih dengan penuh pengorbanan baik waktu, harta, popularitas, keluarga bahkan nyawa sekalipun bagaimana Islam memandang sebuah kemenangan yaitu dengan firmannya : Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.(Qs. At Taubah ayat 20).
Ada empat hasil dari proses muhasabah diri terhadap Untung-Rugi pertama, jika Untungnya lebih banyak maka secara spontan manusia akan melipatgandakan keuntungannya dengan berbagai strategi. Kedua, jika untungnya sama dengan tahun sebelumnya maka tentunya strategi yang akan dijalankan tahun berikutnya sangat lebih maksimal. Ketiga, jika untungnya tidak ada alias kerugian dibanding tahun sebelumnya maka sudah barang tentu akan berfikir dua kali untuk melanjutkan bisnis/perdagangannya alias tutup. Keempat, ruginya sangat maksimal alias bangkrut sehingga pedagang/bisnismen tersebut masuk penjara karena tidak dapat membayar utangnya.
Begitulah seharusnya umat Islam dalam bemuhasabah (Introspeksi diri) sehingga amalan kebaikan dan keburukan selalu menjadi ukuran keberhasilan hidup yang hanya dapat diraih diarena dunia dan hasilnya (untung-rugi) hanya dapat diperoleh kelak di negeri akherat. Kita sangat memahami sebaik-baik manusia pasti mempunyai sisi buruk, begitupula seburuk-buruknya manusia pasti mempunyai sisi kebaikan bahkan Allah berfirman maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (Qs Asy Syams [91] : 8). Mana yang lebih condong apakah nila-nilai kebaikan ataukah nilai-nilai keburukan. Tentunya kebaikan dan keburukan yang bersumber dari Allah dan RosulNya bukan menurut hawa nafsu atau akal pikiran manusia...yang akhirnya mana yang menganggur dalam pencatatan amal kebaikan dan keburukan apa malaikat Atib atau malaikat Raqib..
Pertanyaan buat kita siapakah orang yang Sukses dalam perniagaan (Bisnisman, pedagang, pekerja dan sejenisnya) dengan firman Allah sbb :
1. Selalu berdzikir (mengingat Allah) dalam keadaan apapun, sholat tepat waktu berjamaah, jika ada kelebihan rejeki (harta) maka senang berinfaq, sadaqah dan ber zakat. Dan hal ini dilakukan karena takutnya kepada Allah yaitu dengan firmanNya : ”Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.(Qs. An Nuur [24 ] : 37)”.
2. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (Qs.Faathir [35] : 29
pengusaha, pedagang, pekerja dan sejenisnya) dengan firman Allah sbb
Jika telah mendapat kebenaran (petunjuk) baik melalui membaca & mendengar dan lain-lain mereka malas dan lalai serta tidak mau berkorban maka sebenarnya mereka telah menukar petunjuk dengan kesesatan hal ini difirmankan Allah ”Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk (Qs. Al Baqarah [2] : 16).
Wallahu a’lam bish-shawab
Renungan HAti
Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar