Sabtu, 09 Januari 2010

Aqidah ke-2

By : H. Bambang Wijonarso

Blog : dakwahrenunganhati.blogspot.com

 

        Ada beberapa fenomena dimasyarakat saat kita mengucapkan salam atau selamat, dengan tujuan penghormatan dalam tanda petik “Toleransi”. Bagaimana Islam memandang bentuk-bentuk penghormatan dengan semisal kata-kata yang sering didengar ucapan “Salam Sejahtera”  dan “selamat Natal” dsb.

 

        Menurut Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin Beliau berkata: Ucapan selamat untuk orang-orang kafir dengan hari raya christmas atau hari raya-hari raya lainnya yang menyangkut keagamaan adalah haram dengan sepakat, sebagaimana yang telah dinukil oleh Ibnul Qoyyim dalam kitabnya "Ahkam Ahli Dzimmah", beliau berkata: Adapun ucapan selamat atas syiar-syiar orang-orang kafir yang khusus, adalah haram dengan sepakat, seperti mengucapkan selamat atas hari raya dan puasanya dengan mengatakan "Hari raya yang berkah untukmu" (selamat hari raya) dan yang lainnya, maka sekalipun yang mengatakannya selamat dari kekufuran tetapi ia termasuk ke dalam perkara yang diharamkan (pelanggaran bagi yang mengucapkannya). Hal ini karena di dalamnya mengandung sikap pengukuhan dan persetujuan atas apa yang ada pada mereka dari syiar-syiar kufur dan secara tidak langsung berarti telah ridho dengan agama mereka.     

 

Beberapa dalil yang menetapkan dilarangnya mengucapkan penghormatan kepada Non muslim (Nasrani) yaitu :                                                                                 

 

1. Kekafiran orang yang mengitiqadkan bahwa Isa  a.s adalah tuhan

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Qs Almaidah [5] : 72).

2. Kekafiran orang yang menyatakan  bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. (Qs Almaidah [5] : 73).

 3. Isa As dan Ibunya Siti Maryam adalah manusia biasa bukan tuhan.

Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan[433]. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (Qs Almaidah [5] : 75). [433]. Maksudnya ialah: bahwa Isa a.s. dan ibunya adalah manusia, yang memerlukan apa yang diperlukan manusia, seperti makan, minum dan sebagainya. 

 4. Ancaman Allah bagi yang kafir.

Allah berfirman: "Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan imanmu, dan Dia tidak meridhoi kekafiran bagi hambanya, dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhoi bagimu kesyukuran itu." (Q.S. Az Zumar: 7).

 5. Agama yang diterima hanya Islam.

Dan Allah berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni'mat-Ku dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu." (Q.S. Al Maidah: 3).

       Dengan kelima dalil tersebut maka sudah selayaknyalah umat islam harus menjaga Aqidah yang sempurna sehingga dapat membedakan mana yang dapat ditoleransi dan mana yang tidak.  Islam pada prinsipnya hal yang diluar Aqidah yaitu maisya/ kehidupan duniawi atau muamalah dengan orang non muslim sangatlah dianjurkan bekerja sama bahu membahu untuk meningkatkan baik kesejahteraan & keselamatan umat manusia seperti berdagang, berjualan, berbisnis, bermitra dsb, selama tidak melanggar rambu-rambu syariat. Khusus mengenai Aqidah Islam sama sekali tidak ada toleransi untuk mencampur adukan antara hak dan bathil, jika seseorang telah bertoleransi dengan Aqidah maka melanggar apa yang telah ditetapkan Allah (kelima dalil tersebut diatas).

 Demikian muda2an umat islam terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan melalui Ilmu (majelis dzikir, ta’lim, membaca dsb) sehingga dapat mempertebal keyakinan/Aqidah Islamiyah yang menyeluruh dan kuat sehingga tidak dibingungkan lagi dalam bertorensi dengan selain non muslim.

 Wallahu a’lab bish-shawab

Renungan HAti

Bambang Wijonarso.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar