By : Bambang Wijonarso.
Banyak orang sudah melakukan perjalanan hidup hingga saat ini, bermacam-macam keadaannya ada yg kaya dekat sama Allah & RosulNya, ada yg jauh dengan Allah & RosulNya, begitupula dengan miskinnya dekat sama Allah & RosulNya atau sebaliknya. Intinya kedekatan kepada Allah dan RosulNya menjadi indikator bahwa “TAKDIR baik” seseorang telah diraihnya.
Fenomena dimasyarakat sudah sangat jauh apa yang dikatakan dengan “TAKDIR” terkesan disini sudah diputuskan dari sananya, nah saya mau mengajak diri saya sendiri dan kepada saudara sekalian yang dirahmati Allah SWT, sampai dimanakah TAKDIR kita saat ini?? Marilah kita simak beberapa dalil tentang “TAKDIR” mudah2an setelah mengkajinya kita semua akan terus terpacu untuk terus memperbaiki diri.
1. Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781).
2. Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata: Ya Tuhan! Masih berupa air mani. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal darah. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal daging. Manakala Allah sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka malaikat akan berkata: Ya Tuhan! Diciptakan sebagai lelaki ataukah perempuan? Sengsara ataukah bahagia? Bagaimanakah rezekinya? Dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut ibunya. (Shahih Muslim No.4785).
3. Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786).
4. Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata:Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah saw. menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya. (Shahih Muslim No.4789).
Mudah2an dengan pemaparan dalil-dalil mengenai “TAKDIR” diatas tentunya sekarang kita sudah dapat bermuhasabah (Koreksi diri) termasuk kelompok yang manakah kita? Tentunya kalau kelompok yg TAKDIR buru” maka bersegeralah untuk memperbaiki diri mumpung masih ada waktu. Dan jika kita termasuk kelompok yg “TAKDIR baik” maka terus pertahankan dan terus berupaya utnuk mempertahankan.
Waalahu a’lam bish-shawab
Renungan HAti
Bambang Wijonarso
Sabtu, 19 Maret 2011
Takdir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Assalamualaikum pak Haji, sangat bermanfaat renungannya, semoga kita semua masuk dalam golongan yang diberi jalan takdir yang baik, dan dijauhkan dari takdir yang tidak baik.
BalasHapus