Rezeki
yang tersumbat
By
Abu Albi Bambang Wijonarso
blog
: dakwahrenunganhati.blogspot.com
Allah
SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian
rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk
kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya.
Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih
tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini
tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa,
pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan kepada
Allah & RosulNya termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi
nilainya dibanding uang dan lainnya.
Walau
demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian
rezeki ini. Kok
rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?
Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis? Mengapa hati saya tidak
pernah tenang? Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang
kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi
yang menyebabkan Allah Azza
wa Jalla
menahan rezeki yang bersangkutan. Poin
terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita
tersumbat? Apa saja penyebabnya?
Saudaraku,
Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang
masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena
itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur
yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang
menghalangi aliran rezeki.
Pertama,
lepasnya
ketawakalan dari hati.
Dengan
kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah.
Kita
berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya.
Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba
berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia
terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath
Thalaaq [63] ayat 3.
Kedua,
dosa
dan maksiat yang kita lakukan.
Dosa
adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan
dosanya (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki,
maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya
adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan
adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul
Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret,
perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.
Ketiga,
maksiat
saat mencari nafkah.
Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika
memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan
selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi
(waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan
membuat rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun
berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak
berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia dan tidak membawa ketenangan,
sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila
kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta
tersebut kepada yang berhak menerimanya.
Keempat,
pekerjaan
yang melalaikan kita dari mengingat Allah.
Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita
dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa
shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik
keluarga,lupa menuntut ilmu agama, lupa menjalankan apa yang Allah &
RosulNya perintahkan adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak
berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan
tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat
dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita
abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang
menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin
jauh dari Allah.
Kelima,
enggan
bersedekah.
Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet.
Sebaliknya,
sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda
rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh butir, yang
pada tiap-tiap butir itu terurai seratus biji. Artinya, Allah yang
Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al
Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini?
Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan.
Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk
kita. Amin.
InsyaAllah
dengan kelima pokok tersebut diatas menjadikan solusi untuk
memperlancar rezeki yg selama ini kita perjuangkan didunia, sehingga
barometer/indikator seorang hamba adalah seberapa besar ketaatan
kepada Allah & RosulNya baik secara taat individu maupun ketaatan
sosial.
Wallahu
a'lam bish-shawab.
Renungan
Hati
Abu
albi bambang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar