Rabu, 01 Agustus 2012


Hikmah Puasa Ramadhan.
Oleh : Abu Albi Bambang
blog : dakwahrenunganhati.blogspot.com
email: bambang.wijonarso@yahoo.com

      Manusia dimuka bumi ini selalu akan berhadapan dengan hal yang dikatakan ”Hidup”, dimana secara sunatullah pasti akan membutuhkan interaksi sesama manusia baik dalam komunikasi, bermuamalah, ekonomi, bekerja, berumah tangga, berbisnis dsb. Dalam interaksi kehidupan manusia didunia melahirkan sebuah aturan. Dimana selama aturan yg diciptakan manusia tidak meyelisihi aturan Allah dan RosulNya maka tidak masalah. Dan ukuran keberhasilan manusia dalam melaksanakan aturan dunia diukur dari seberapa jauh penyimpangan dari aturan yg telah ditetapkan oleh Allah. Dan ini sangat dibutuhkan oleh manusia sebuah ke takwaan.

      Secara bahasa Takwa adalah ”Taqi” atau ”Ihdzar” yaitu kehati-hatian atau penghalang yang mencegah kita dari hal yang kita takuti. Sedangkan secara istilah adalah menempatkan pnghalang antara kita dan siksa Allah swt  yang kita takuti itu. Dan ini dilakukan dengan jalan melaksanakan  semuah perintah Allah swt dan menjauhi larangan Allah swt. Untuk mengetahui perintah dan larangan maka diharuskan menuntut ilmu yang tentunya dengan belajar. Hal ini selaras dengan hadis Rosulullah SAW Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu agama hanya dengan belajar.” (HR. Bukhari).

      Tiket hidup manusia didunia adalah meraih “Takwa” sehingga dapat menyelamatkan manusia baik didunia maupun dinegeri akherat kelak. Menurut asar/pendapat Umar bin khatab ra, ”Takwa” diibaratkan kita berjalan dari suatu tempat ketempat lain yang dipenuhi dengan ranjau (segala sesuatu yang berbahaya), dimana agar selamat sampai tujuan maka harus berhati-hati dalam setiap langkahnya. Artinya setiap langkah hidup seorang muslim selalu dibingkai dengan aturan Allah dan RosulNya bukan menurut akal dan hawa nafsunya semata.

Adapun tujuan puasa ramadhan ini adalah Allah mendidik/memadrasyahkan seseorang menjadi orang yang bertakwa. Hal ini difirmankan dlm Al Qur’an 
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Qs.2:183).

Beberapa keuntungan/faedah orang-orang yang bertakwa :

1. Takwa merupakan sumber semua kebaikan dan pencegah keburukan.
2. Dengan takwa seorang mukmin akan mendapatkan pertolongan dari Allah swt swt. Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (Qs. An Nahl : 128).
3. Allah swt menjanjikan kepada yang beratkwa rejeeki yang baik dan jalan keluar dari semua kesulitan, dengan firmannya ;” Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya  Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan member rejeki dari jalan yang tidak diduga ( Qs. Ath-thalaq : 2-3).

4. Dengan takwa, mereka juga akan dilindungi dari musllihat musuh. firmanNya :
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan (Qs. Ali Imran : 120).

5. Allah swt akan member rahmat bagi orang-orang yg bertakwa, dengan firmanNya : “ …dan rahmatmu meliputi segala sesuatu . Maka Aku akan tetapkan Rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa. (Qs Al Araf : 156).

6. Diakhirat orang2 yang bertakwa berada disi Allah Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, tempat yang disenangi[1441] di sisi Tuhan Yang Berkuasa (Qs. Al Qomar : 54-55).

7. Allah selalu mengingatkan kita akan pentingnya kematian harus dengan takwa dengan firman :” Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar- benarnya takwa kepadaNya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (Qs.Ali Imran. 102).

8. Dari Hadis dianjurkan banyak berdoa meminta ”takwa” yaitu dari Ibnu mas’ud ra menerangkan bahwa Nabi saw sering berdoa, Allahumma inni as alukal huda wattuqaa wal afaafa wal ghinaa-” Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu semoga Engkau berkenan memberikan petunjuk, ketakwaan, kehati-hatian dan perasaan cukup.” (HR Muslim).  

9. Dari Hadis seorang sahabat bertanya siapakah orang yang paling mulia yaitu : dari Abu Hurairah berkata :”tersebutlah beberapa orang bertanya kepada Rosulullah saw ”Wahai Rosul, siapakah orang yang paling mulia? Jawab Rosulullah orang yang paling bertakwa......(HR.Bukhari dan Muslim).


    Akan tetapi dalam perjalanan hidup meraih takwa tidak tidak semudah membalikkan tangan akan tetapi penuh perjuangan dan pengorbanan dengan waktu, harta dan jiwa sekalipun. Sehingga disini jelas bahwa tidak ada perintah Allah dan rosulnya untuk menjadi kaya, miskin, ustad, kyai atau ulama yang ada adalah perintah bertakwa, artinya seluruh asesoris dunia seharusnya sebagai sarana da alat untuk mencapai kemudahan meraih “takwa”. hal ini telah ditegaskan Allah dengan firmanNya “Maka bertakwalah kamu sekalian kepada Allah menurut kesanggupanmu” (Qs. At thaghabun [64] : 16).
Tidak lain bahwa ”takwa” adalah sebuah urusan yang sangat besar yang harus diraih oleh mukmin dan insyaallah dengan proses pendidikan puasa ramadhan akan mempercepat (akselerasi) proses meraih takwa.


     Begitu pula dengan kelemahan yang dimiliki manusia kadang berlaku taat/baik kadang berlaku menyimpang/buruk maka resepnya bersegera taubat dan bayak melakukan perbuatan baik/taat. Serta takwa ini dapat diperoleh di masjid, dipasar, dikantor, diperjalanan, saat berjual beli dan dimana saja dimana hal ini telah disabdakan Rosulullah saw ”Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya menghapusnya. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang luhur. (HR. Tirmidzi).

Insyaallah dengan gemblengan puasa ramadhan kita akan memperoleh gelar “takwa” dari Allah swt dengan cirri-cir diluar ramdhan sebelas bulan kedepan prilaku kita bisa sesuai maunya Allah dan RosulNya dan jangan sampai prilaku setelah ramadhan sama saja sehingga puasanya sia-sia hal ini sudah diantisipasi oleh rosuluuah saw dengan hadis nya : Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya melainkan hanya lapar dan haus (HR Ahmad 2/373).


Wallahu a’lam bish-shawab.
Renungan Hati
H.Bambang Wijonarso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar