Wanita Penghuni Neraka
Renungan HAti
By : Abu Alby Bambang
Wijoanrso
Saudariku Muslimah
Suatu hal yang pasti bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan. Surga diciptakan-Nya sebagai tempat tinggal yang abadi bagi kaum Mukminin dan neraka sebagai tempat tinggal bagi kaum musyrikin dan pelaku dosa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang darinya.
Setiap Muslimin yang mengerti keadaan Surga dan neraka tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Surga dan terhindar jauh dari neraka, inilah fitrah.
Pada Kajian kali ini, kami akan membahas tentang neraka dan penduduknya, yang mana mayoritas penduduknya adalah wanita dikarenakan sebab-sebab yang akan dibahas nanti.
Sebelum kita mengenal wanita-wanita penghuni neraka alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an tentang neraka dan adzab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Hai
orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(At Tahrim : 6)
Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya : “Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari neraka.”
Ibnu
Abbas radliyallahu 'anhu juga mengomentari ayat ini : “Beramallah kalian dengan
ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk bermaksiat kepada-Nya dan
perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya Allah menyelamatkan kalian
dari neraka.” Dan masih banyak tafsir para shahabat dan ulama lainnya yang
menganjurkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari neraka dengan
mengerjakan amalan shalih dan menjauhi maksiat kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Di dalam surat lainnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)
Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Di dalam surat lainnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)
Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Kedahsyatan
dan kengerian neraka juga dinyatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam di
dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwasanya beliau
bersabda : “Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu
bagian dari 70 bagian neraka Jahanam.” (Shahihul Jami’ 6618)
Jikalau
api dunia saja dapat menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api neraka yang
panasnya 69 kali lipat dibanding panas api dunia? Semoga Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.
Wanita Penghuni Neraka
Tentang
hal ini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :“Aku melihat ke dalam
Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir)
dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya
adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain
keduanya)
Hadits ini menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang penduduk Surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam hadits lainnya.
Di
dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan
para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang ,
beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.
Ketika
beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radliyallahu 'anhum
: “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti
ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.
Shahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab : “Karena kekufuran
mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau
menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap
kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di
antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada
dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah
melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas
radliyallahu 'anhuma)
Dalam
hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang
wanita penduduk neraka, beliau bersabda :“ … dan wanita-wanita yang berpakaian
tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena
sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka
seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan
wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan
sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)
Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Imam
Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya :
“Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang
mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan
dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka
untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah
untuk beramal.
Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369)
Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369)
Saudariku Muslimah…
Jika
kita melihat keterangan dan hadits di atas dengan seksama, niscaya kita akan
dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam neraka bahkan
menjadi mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan
minoritas dari penghuni Surga.
Saudariku Muslimah … . Hindarilah sebab-sebab ini semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
Saudariku Muslimah … . Hindarilah sebab-sebab ini semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyelamatkan kita dari neraka. Amin.
1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari.
Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)
Hadits
di atas adalah peringatan keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan
ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi
wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya
dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal
sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan.
Jika demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya.
Cukup kiranya istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya.
Jika demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya.
Cukup kiranya istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya.
2. Durhaka
Terhadap Suami.
Kedurhakaan
yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk
kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin.
Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2.
Durhaka dengan perbuatan.
3.
Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
Bentuk pertama ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini.
Termasuk
bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami
yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang
diperbolehkan syar’i. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan dengan
maksud untuk menjelekkannya dan merusak kehormatannya sehingga nama suaminya jelek
di mata orang lain. Bentuk serupa adalah apabila seorang istri meminta di
thalaq atau di khulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mengaku-aku telah
dianiaya atau didhalimi suaminya atau yang semisal dengan itu.
Permintaan cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari’at-syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam :“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi serta selain keduanya. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 85)
Permintaan cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari’at-syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam :“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi serta selain keduanya. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 85)
Bentuk
kedurhakaan kedua yang dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu
ketika seorang istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka
masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan
dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang semisal
dengan itu.
Termasuk dari bentuk ini ialah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika sang istri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal dengan itu.
Bentuk
lain adalah apabila seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik diri
untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah
tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat,
atau puasa Ramadlan.
Maka setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika
kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang istri maka ia
dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya. (Dinukil
dari kitab An Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As Sadlan halaman 23-25 dengan
beberapa tambahan)
Sungguh merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan ke Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.
Sungguh merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan ke Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.
Ketahuilah
wahai saudariku Muslimah, jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan
bunga-bunga nan indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat
untuk dilalui oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh
Allah. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk
hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya.
Ketahuilah pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah bahwa neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.
Ketahuilah pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah bahwa neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.
Hanya
wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta maaf
kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan
kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia
mengerti nasib di akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan
tangisi.
3. Tabarruj
Yang
dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan
keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari
hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman
120)
Hal
ini kita dapati pada sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang
wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya
pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Yang demikian ini
sesuai dengan komentar Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah ketika menjelaskan sabda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tersebut.
Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )
Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )
Mereka
adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hal ini dalam firman-Nya : “Dan janganlah
mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (An Nur : 31)
Imam
Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan di dalam kitab Al Kabair halaman 131 :
“Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah
menampakkan hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup
muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya
jika mereka keluar rumah … .”
Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita.
Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita.
Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita.
Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga.
Hanya
dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam
lembah dosa dan hina terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan di hadapan
kaum pria. Tidak mengherankan lagi jika di sana-sini terjadi pelecehan terhadap
kaum wanita, karena yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri.
Wahai
saudariku Muslimah … . Hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang
Islamy yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan adzab di akhirat
kelak.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman :“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan
janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama
dahulu.” (Al Ahzab : 33)
Masih
banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk
neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga
model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita
ini.
Saudariku Muslimah … .
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat
menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari
raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita,
beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian
beliau bersabda : “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu
bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara
wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya :
“Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak
mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)
Dalam hadits shahih disebutkan:
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ، وَِإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلْعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ وَفِيْهَا عِوَجٌ
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada dalil dari ucapan fuqaha atau sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛ ﭜ dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk. Hadits ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik terhadap mereka, bersabar atas kebengkokan akhlak dan lemahnya akal mereka. Di samping juga menunjukkan dibencinya mentalak mereka tanpa sebab dan juga tidak bisa seseorang berambisi agar si wanita terus lurus. Wallahu a’lam.”(Al-Minhaj, 9/299)
Wallahu a’lab bish-shawab
Renungan Hati
Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar