Rabu, 31 Desember 2014


Tahun Baru
By Bambang Wijonarso
Blog : dakwahrenunganhati.blogspot.com
Email : bambang.wijonarso@yahoo.com 

       Bagaimana umat islam menyikapi pergantian tahun baru Masehi…? Islam sama sekali tidak mengenal tahun baru masehi sebagai sesuatu yang luar biasa, apalagi dengan penuh acara yang berhura-hura yang kita kenal dengan sebutan Malam Tahun Baru…baik berupa hiburan –hiburan yang dikemas dalam bentuk bermacam-macam misalnya acara di media electronik (TV) berupa Band,Tari-tarian, atau berkumpul bersama disuatu tempat begadang sampai pagi  intinya menghabiskan perpindahan  waktu dengan sesuatu yang sia-sia tidak ada manfaatnya sebagai bekal diakherat kelak bahkan  dapat melalaikan ingat kepada Allah.
    
Dijaman Rosulallah dan para sahabat sama sekali tidak pernah melakukan acara yang mengkhususkan pergantian tahun baik tahun Hijriah apalagi masehi.

      Bagaimana Islam menyikapi  segala aktifitas atau kegiatan berupa amalan-amalan yang khususnya mengenai pergantian tahun coba kita melihat firman Allah SWT :
                                      
       Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (Qs. Al Israa (17) ayat 36). Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa seluruh aktifitas hidup pada awalnya boleh dilakukan sampai ada dalil/hukum (Al Qur’an dan Hadis) yang melarangnya. Bahkan Allah melarang untuk mengikuti seluruh aktifitas yang lahir dari orang-orang Nasrani dan Yahudi yang difirmankan dalam Al Qur’an :”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (Qs.Al Maa’idah/5 ayat 51).

 
Pemimpin ini maksudnya orang atau golongan, bahkan Negara sekalipun  yang dapat  mempengaruhi umat/rakyat/orang/negara  menjadikan lalai kepada seluruh aturan Allah dan rosulNya. Sehingga kita ketahui bahwa orang-orang kafir jangan diikuti :

    Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh (Qs. Ibrahim 14 ayat 18).

    Bagaimana fenomena dimasyarakat dari tahun ketahun (Tahun Masehi) dibelahan bumi selalu diperingati pergantian tahun dengan bersenang-senang menghabiskan waktu sampai pagi, dari anak-anak, remaja, ibu-bapak serta kakek-nenek. Akan tetapi lucunya masyarakat yang nota bene negara berkembang dengan penuh kemiskinannya, sikaya dan simiskin semakin jelas bahkan 89% penduduknya mengaku beragama Islam semakin jauh dari tuntunan Allah dan RosulNya,  kejadian yang menimpa umat islam khususnya di Indonesia sudah disinyalir sejak jaman Rosulullah seribu empat ratus tahun yang lalu dengan hadisnya :” Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

      Marilah tidak ada salahnya dalam pergantian tahun kita meng "EVALUASI DIRI" (muhasabah) seluruh amalan baik hati kita, pemikiran kita, aktifitas kita,dan prilaku kita sudah sesuai dengan tuntunan Allah dan RosulNya….makin dekat atau makin jauh …..makin taat atau makin bermaksiat…..makin sombong atau makin tawadu….makin tidak mau tahu atau selalu mau tahu tentang ilmu……makin peduli terhadap Agama atau makin Cuek…..Bagaimanakah jabatan kita….harta kita….pekerjaan kita….keluarga kita….usia kita….waktu luang kita….popularitas kita kesehatan kita, atau waktu muda kita sebagai sarana & prasarana yang Allah berikan untuk menciptakan amal soleh. sudahkah kita melakukan itu semua… Manusia yang Cerdas adalah mampu menahan nafsu buruknya, kemudian dia beramal soleh sebagai bekal dinegeri akherat…. Perlu diketahui Jabatan, harta dan popularitas hanya mengantarkan sampai sakaratul maut, kemudian istri/suami dan kerabat handai taulan hanya mengantarkan kita sampai liang kubur…..sedangkan amal sholeh akan mengantarkan kita menemui Allah aza wajala (sangat dibutuhkan saat di yaumil hisab). Apakah Cinta, Takut dan Harap kepada Allah sudah dimaksimalkan sehingga menghasilkan sebuah keikhlasan dan tuntunan/i’tiba Rosulullah saw telah dilakukan yang akan membuahkan hasil sebuah tatanan pribadi-pribadi muslim yang tangguh dalam menghadapi setiap prilaku yang tidak sesuai dengan Islam. Kejadian Muhasabah ini harus dilakukan setiap saat bukan setiap tahun.


Wallahu a’lam bish-shawab
Renungan Hati
Bambang Wijonarso


Tidak ada komentar:

Posting Komentar