By : Abu Alby Bambang Wijonarso
Blog : http//:dakwahrenunganhati.blogspot.com
Email : bambang.wijonarso@yahoo.com
Dalam Kitab Syarah Hadis Ummu Zar’a,
dimana ada dari sebelas penjuru negri Arab, sebelas wanita curhat dan
ber-ghibah kepada ummul mukminin, ummu Abdillah, Aisyah ra. Masing-masing
wanita tersebut mengungkapkan prilaku suami terhadap istrinya. Semua penuturan
para istri yg tidak dikenali oleh Aisyah ra tersebut bahasanya berbentuk
syair-syair arab , disinilah nilai kepahaman/kecerdasan Aisyah ra dalam
menterjemahkan (menurut ulama Aisyah ra hafal 18 ribu syair2 arab yang ini akan
mempermudah da’wah beliau). Adapun ber-ghibah diantaranya : (Note : Ini
termasuk ghibah yang diperbolehkan, karna ada kaidah boleh berghibah yang kita
tidak mengenalnya untuk kepentingan umat).
1.
Wanita Pertama,
mengungkapkan bahwa suamiku seperti daging onta kurus, yang berada diatas
puncak gunung terjal, susah untuk dinaiki gunung tersebut , sudah diatas malas
untuk membawa pulang daging tersebut, maksudnya adalah “SUAMI YANG PELIT terhadap istrinya. Setiap istrinya membutuhkan
sesuatu yg wajib maka harus merayu suaminya itupun diberikannya hanya sedikit
sekali.
Hadis : Dari Abu Hurairah ra berkata
bahwa Rosulullah saw bersabda,” Satu dinar yang kamu nafkahkan dijalan Allah ,
satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memperdeka kan budak, satu dinar yang kamu
berikan kepada fakir miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada
keluargamu, maka yang paling besar pahalanya ialah satu dinar yang kamu
nafkahkan kepada keluargamu (HR Muslim).
2.
Wanita Kedua, berbelok dari rencana awal, saya
tidak akan membongkar rahasia, karena saya takut ditinggalkan, kalaupun saya
akan buka maka saya akan buka sampai urat-urat yg ada dileher (terbuka) maupun
yang ada diperut (tersembunyi). Maksudnya adalah Suami yang sangat dzolim kepada istrinya ia sangat takut dicerai
karna istrinya tidak siap.
Allah berfirman untuk para suami : ”Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka
(para istri) secara patut.” (An-Nisa`: 19).
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah ketika
menafsirkan ayat di atas menyatakan: “Yakni perindah ucapan kalian terhadap
mereka (para istri) dan perbagus perbuatan serta penampilan kalian sesuai
kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka
engkau (semestinya) juga berbuat yang sama.
3.
Wanita ke-tiga, Suamiku tinggi dan kalau saya
ngomong dicerai tapi kaya diam saya terkatung-katung. Maksudnya adalah suami yang angkuh, setiap permasalahan
yang timbul istrinya tidak diberi kesempatan berbicara dan selalu dalam posisi
yang salah.
Hadis : Dari 'Aisyah
Radhiyallahu 'anha meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
bersabda :
sebaik-baik
kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang
paling baik bagi keluargaku" [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no:
1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash
Shahihah no: 285].
4.
Wanita ke-empat, Suamiku seperti udara malam hari
di-pegunungan “Tihima”, tidak panas dan tidak dingin, tidak menakutkan dan
tidak membosankan. Maksudnya artinya suamiku semuanya biasa-biasa saja termasuk cintanya, dalam prilaku tidak pernah
marah dan tidak pernah melarang, sulit berkomunikasi dan terkesan pendiam atau dingin.
Hadis : Ibnu
Umar ra menerangkan bahwa Rosulullah saw bersabda : kalian adalah pemimpin dan
kalian akan dimintai pertangung jawaban atas kepemimpinan kalian. Seorang
penguasa adalah pemimpin, seorang suami adalah pemimpin seluruh keluarganya.
Begitu pula seorang istri pemimpin atas rumah suami dan anaknya. Kalian adalah
pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinan kalian (HR
Mutafaqun alaihi).
5.
Wanita Kelima, Suamiku kalau masuk rumah seperti
macan, kalu keluar seperti singa dan tidak bertanya2 apa yang dia dapati.
(macan menangkap mangsanya santai saja sampai mangsanya lari, kalau singa penuh
keseriusan dalam memangsa).
Hadis :
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang
paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin
meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin
bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada
kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)
Menurut Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, Hadits ini
menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik terhadap
mereka, bersabar atas kebengkokan akhlak dan lemahnya akal mereka. (Al-Minhaj,
9/299).
6.
Wanita ke-Enam. Suamiku kalau makan banyak menunya
dan sangat banyak serta habis semua, dan kalau minum habis semua, kalau tidur
pake selimut sendiri dan jarang membelai. Maksudnya suami yang Egois.
Allah
berfirman : “Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah:
228).
7.
Wanita ke-Tujuh, Suamiku tidak kuat, lemah syawat dan
bodoh, setiap penyakit dan aib ada pada dirinya dia memukul badanku dan
wajahku. Maksudnya inilah istri yang paling
menderita dan terdzolimi.
8.
Wanita ke-delapan, Suamiku sentuhannya sentuhan kelinci
dan aromanya sangat harum baunya seperti aroma bunga. Maksudnya prilaku
akhlaknya sangat baik kepada istri dan orang lain.
9.
Wanita ke-sembilan. Suamiku si Malik tahukah kalian
siapakah si Malik, si Malik lebih baik dari pada yang anda prasangkakan. Dia
punya onta yang kandangnya banyak akan tetapi pengembalanya sedikit (artinya
sering berkurban), saat ontanya dibawa orang2 sangat senang ( karna pasti
memperoleh daging sembilihannya). Kepada istri sikapnya lebih baik daripada
kepada orang lain dan dermawan.
10. Wanita ke-sepuluh. Suamiku rumahnya tinggi (rumahnya besar) sarung pedangnya panjang
(orangnya tinggi besar), rumahnya sebagian banyak debu (sering memasak dalam
jumlah banyak), rumahnya seperti tempat pertemuan (menjamu para tamunya).
11. Wanita ke- sebelas bernama Ummu Zarrah, suamiku adalah abu zarrah, siapakah Abu Zarrah, suamiku menjadikan telinga dan tanganku berat
(perhisan emas) sering membuat hatiku gembira, Abu Zarra orang kaya raya, aku
tidur sepuasnya (banyak pembantunya), Abu Zarrah mempunyai keluarga besar
ibu-bapak, mertua, kerabat, keponakan, teman, dan pembantu yang selalu
diperlakukan sangat baik sekali baik dari prilaku maupun financialnya. Akan
tetapi suatu saat Abu Zarrah menceraikan zarrah istrinya dikarenakan abu zarrah
menikah lagi dengan wanita lain. Kemudian zarrah tidak sakit hati dan kemudian
menikah juga dengan orang yang lebih kaya dan lebih dermawan dan lebih
berprilaku baik dari pada suami yang dulu (Abu zarrah). Keduanya rukun dan
berbahagia.
Kemudian dari cerita Aisyah ra kepada rosulullah saw, maka rosul berkata
kepada Aisyah bahwa Sesungguhnya kedudukan aku dihatimu adalah seperti Abu
Zarrah akan tetapi aku tidak menceraikan mu.
Penuturan wanita tentang suaminya yang
nomer satu sampai tujuh adalah type prilaku akhlak suami yang buruk, sedangkan
yang wanita yg kedelapan sampai sebelas adalah type prilaku akhlak suami yang
baik, serta yang terbaik adalah yang ke sebelas.
Marilah kita iringi doa dalam
kehidupan berumah tangga, agar dianugrahkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan
warrohma : “Wahai Robb kami,
anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang
hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” ( QS. Al-Furqon
[25]: 74 ).
Wallahu a’lam bish-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar