Sabtu, 13 Februari 2016

Mencintai Allah



By : Abu Alby Bambang Wijonarso
Blog : dakwahrenunganhati.blogspot.com
email : bambang@kiaceramics.com

Definisi Cinta menurut banyak pakar, menunjuk pada suatu kehendak dan kecenderungan jiwa yang kuat kepada sesuatu. Kecenderungan ini timbul  karena faktor-faktor  kesenangan, kemanfaatan dan keutamaan.

Dari Abu Hurairah ra Rosulullah saw bersabda bahwa Allah berfirman : Barangsiapa yang memusihi kekasihKu maka aku menyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling Kusukai dari yang dikerjakan hambaKu untuk mendekatkan diri kepadaKu, adalah jika ia mengerjakan sesuatu yang telah Kuwajibkan kepadanya. Seseorang itu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan mengerjakan amalan-amalan sunah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku merupakan pendengaran yang dipergunakan untuk mendengar, Aku merupakan penglihatan untuk melihat, Aku merupakan tangan untuk menyerang dan Aku merupakan kaki untuk berjalan baginya. Seandainya ia memohon kepadaKu, pasti Aku akan mengabulkannya, seandainya ia berlindung kepadaKu pasti Aku melindunginya. (HR Bukhari).

Orang yang “mati” sebenarnya adalah orang yang kecintaannya kepada Allah sudah tidak ada.

Penyembuh yg sebenarnya dari penyakit hati (Ria, Ujub, sombong, ghibah, namimah, iri, dengki dsb) adalah kecintaan kepada Allah.

Modal semangat untuk melakukan amal soleh yaitu kecintaan kepada Allah.

Mencintai Allah mengandung konsekuwnsi ketaatan kepada Allah, selalu menghambakan dirinya kepada Allah, merendahkan diri dan ketundukan kepada Allah.
 Allah berfirman Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs.Al-Imraan 31).

Ayat ini jelas merupakan TEST untuk orang yng mengaku bahwa tuhan itu adalah Allah azza wajalla dengan sebuah pembuktian.

Tuntutan Cinta kepada Allah perlu sebuah “BUKTI”, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun percaya adanya Tuhan akan tetapi salah dalam hal bukti. Bukti didunia adanya buah-buah amalan soleh berupa ketaatan kepada Allah dengan mengikuti syareat agama. Adapun bukti diakherat buah-buah yang terlahir berupa masuk kedalam surganya Allah swt dan dibebeskannya dari azab Allah swt.

Pengakuan cinta kepada Allah yang “tanpa bukti” maka output yang akan dihasilkan akan ber mudah-mudahan/ enjoy dalam kemaksiatan dan akhirnya tidak takut kepada Allah.

Hadis riwayat Anas ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka. (Shahih Muslim No.60).

Gangguan untuk mencintai Allah adalah Syaitan dan sekutunya yang Allah firmankan dalam Al Qur'an                                  
Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[529] sampai waktu mereka dibangkitkan."
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Konteks kekinian dapat terbukti keberhasilan Iblis dan sekutunya dengan adanya sarana dan prasarana teknologi seperti TV, Internet, Hp, dan sejenisnya, sarana dan prasarana itu mempermudah syaitan untuk menjauhkan manusia dari Allah sehingga melakukan banyak keburukan yang membuat kecintaan Allah menjadi sulit diraih bahkan boleh jadi melahirkan kemurkaan Allah. Jadi secara otomati kesibukan melakukan banyak keburukan maka kecintaan dirinya kepada Allah akan hilang.

Beberapa kiat untuk menciptakan kecintaan kepad Allah swt adalah sbb :

1.Memberi perhatian yang serius terhadap Al Qur’an. (membaca, mengkaji, menghafalkan, menda’wahkan dan mengamalkannya).Hadis : Siapa yang disibukkan oleh Al Qur’an sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku akan Aku berikan kepadanya sesuatu yang paling baik yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta,….(HR Muslim).

2. Takut kepada Allah.
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama [yang berilmu atau Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Qs. Faathir [35].

3. Banyak berdo’a.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Qs Al Baqarah 186).
4. Banyak mengamalkan amalan-amalan sunah (nawafil). Seperti puasa,sholat sunah dsb.

5. Bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsu, menjauhkan diri  dari perbuatan dosa. Semua perbuatan dosa manusia akan menutupi hati manusia dan lemahkan kecintaan kepada Allah sehingga dapat terjerumus dalam kehinaan dan kemurkaan Allah.

6. Selalu mendahulukan apa2 yang dicintai oleh Allah diatas hal-hal yang diinginkan nafsu kita dan mengikhlaskan diatas nafsu kita diperlukan kejujuran.

7. Merenungkan nikmat Allah yang dianugrahkan pada manusia. Allah telah memberikan apa2   
    yang kita minta, jika kita hitung maka tidak akan terhitung banyak nikmatNya.

8. Bergaul dengan orang-orang soleh, mereka yang bersungguh2 dalam melakukan amalan yang
    dicintai Allah. Untuk mengambil manfaat dari nasehat mereka, meneladani akhlak mereka.

9, Berusaha bersungguh-sungguh untuk melaksanakan solat tahajud.
    Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Qs.    Al Israa [17] : ayat 79).
    Hadits
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, 'Tuhan kita Yang Mahasuci dan Mahatinggi turun ke langit dunia[10] setiap malam ketika tinggal sepertiga malam yang akhir dengan berfirman, 'Siapakah yang mau berdoa kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapakah yang mau meminta kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapa yang mau meminta ampun kepada-Ku lalu Aku ampuni?'"(HR Bukhari).

10. Banyak berdzikir.
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs. Ar Ra’d (13) : 28).

Demikianlah semoga kita selalu bisa disibukkan oleh Allah untuk selalu melaksanakanaktifitas amal untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga cinta kita kepada Allah dapat diraih.

 Wallahu a’lam bish-shawab.
Abu Alby Bambang Wijonarso (Narso)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar