Sabtu, 18 Maret 2017

Silahturrohim-2



Dakwah Renungan HAti

Bismillah,

Islam memerintahkan untuk menyambung silaturrahim kepada orang-orang yang mempunyai kekerabatan dengan kita, dan memberikan pahala yang besar bagi yang mengamalkannya, bahkan ia termasuk perintah Allah yang paling agung, dan larangan AllahSubhanahu wa Ta’ala yang urgen
jika dirunut dari sumber asal serapannya yaitu bahasa Arab tulisannya “SILATURAHIM”
karena terdiri dari dua kata yaitu “shilah” (menyambung) dan “Rahim” (rahim wanita/kekeluargaan)
Pengertian Silaturrahim:
Imam nawawi menulis pengertian shilaturrahim sebagai berikut (terjemahannya) :
Silaturrahim adalah berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan yang menyambung dan yang disambung (dalam silaturrahim),kadang dengan harta,kadang dengan pelayanan,kadang dengan kunjungan dan salam serta yang lainnya. Syarh sohih muslim oleh imam Nawawi juz 2 hal 201.
صلة الرحم terdiri dari dua kata صلة (menyambung) dan رحم (sanak)
رحم bentuk pluralnya أرحام

Syaikh Bin Baz menjelaskan pengertian arham (terjemahan bebas) :
Arham adalah kerabat dari jalur ibu dan jalur bapak.bapak,ibu,kakek dan nenek adalah termasuk arham.anak-anak dan cucu laki-laki atau perempuan dari jalur putra atau putri juga arham,begitu juga saudara atau saudari dan anak-anak mereka.tidak ketinggalan saudara ayah atau ibu dan anak-anak mereka termasuk arham.(selesai).

Cara Bersilaturrahim:
Syaikh Utsamin menerangkan: Silaturrahim terlaksana sesuai dengan adat dan yang diikuti oleh orang-orang, karena di Qur’an dan Sunnah belum dijelaskan macam dan jenis dan ukurannya, Rasul Shallallahu alaihi wa sallam juga belum membatasi dengan batasan tertentu, (tapi ini terbatas pada adat orang islam bukan adat orang kafir.pen).

Silaturahim bisa di muliakan Allah dan bisa dilaknat Allah, bisa kita lihat dalam hadits berikut, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ
“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya” [ Muttafaqun ‘alaihi].
Silaturahmi yang dimaksud hadits adalah KELUARGA bukan Tetangga, teman atau pertemanan.
Disebutkan dalam hadits banyak keutamaan silaturahmi. Misalnya diluaskan rezekinya dan dipanjangkan um            urnya.
 Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barang siapa yang suka diluaskan rizkinya, dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Di antara keutamaan silaturrahim adalah sebagai kesempurnaan iman seorang hamba. Nabi shallallhu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ                Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia menyambung rahimnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka meninjau dari makna bahasanya, silaturahmi di sini hanya kepada keluarga saja. Keluarga bisa meliputi keluarga inti dan keluarga yang tercakup dan terlibat dalam hal warisan. Adapun selain keluarga (hubungan Kerabat) yaitu “teman” maka bahasa syariatnya adalah “ZIYARAH”. Hanya saja ini tidak lazim dalam bahasa Indonesia tidak biasa digunakan dan lebih identik dengan kata “ziarah kubur”.
Jadi komentar, Jika “acara silaturahmi Reuni SMA, supaya panjang umur dan mudah rezeki”, Kurang tepat secara syariat karena yang dimaksud keutamaan dalam hadits adalah silaturahim ke keluarga bukan ke teman.
 Apabila mereka bukan termasuk keluarga (tetangga, teman kerja, teman lama) yang kita wajib bersilaturahim kepadanya maka bukan berarti kita boleh untuk tidak berhubungan dengannya. Kita wajib berbuat baik kepada orang lain (tetangga, teman kerja dll)  termasuk berhubungan baik denganya, diantara dalilnya adalah: Firman Allah ta'ala di surat An-Nisa' ayat 36:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
Dalil-dalil lain berkenaan dengan selain keluarga (Kerabat)yaitu Teman, tetangga, dsb diantaranya :

Abu Hurairah, berkata bahwa rosulullah saw bersabda, Demi Dzat yang jiwaku dalam kekuasaanNya, kalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kalian tidak akan beriman sebelum saling mencintai. Maukah kalian kutunjukkan sesuatu, jika kalian mengamalkannya maka akan timbul saling mencintainya yaitu sebarkanlah salam (HR Muslim).

Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya ra. Berkata bahwa Rosulullah saw bersabda “Tidak termasukgolonganku orang yang tidak berbelas kasih terhadap yang lebih muda dan tidak mau memberi hormat kepada yang lebih tua. (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi).




Wallahuhu a’lam bis shawab.
Renungan HAti                       
Abu Alby Bambang Wijonarso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar