Raihlah Takwa.
Oleh : Abu Albi Bambang
blog : dakwahrenunganhati.blogspot.com
Manusia dimuka bumi ini selalu akan berhadapan dengan hal yang dikatakan ”Hidup”, dimana secara sunatullah pasti akan membutuhkan interaksi sesama manusia baik dalam komunikasi, bermuamalah, ekonomi, bekerja, berumah tangga, berbisnis dsb. Dalam interaksi kehidupan manusia didunia melahirkan sebuah aturan. Dimana selama aturan yg diciptakan manusia tidak meyelisihi aturan Allah dan RosulNya maka tidak masalah. Dan ukuran keberhasilan manusia dalam melaksanakan aturan dunia diukur dari seberapa jauh penyimpangan dari aturan yg telah ditetapkan oleh Allah. Dan ini sangat dibutuhkan oleh manusia sebuah ke takwaan.
Secara bahasa Takwa adalah ”Taqi” atau ”Ihdzar” yaitu kehati-hatian atau
penghalang yang mencegah kita dari hal yang kita takuti. Sedangkan secara
istilah adalah menempatkan pnghalang antara kita dan siksa Allah swt yang kita takuti itu. Dan ini dilakukan
dengan jalan melaksanakan semuah
perintah Allah swt dan menjauhi larangan Allah swt. Untuk mengetahui perintah
dan larangan maka diharuskan menuntut ilmu yang tentunya dengan belajar. Hal
ini selaras dengan hadis Rosulullah SAW Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi
seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh
ilmu agama hanya dengan belajar.” (HR. Bukhari).
Tiket hidup
manusia didunia adalah meraih “Takwa” sehingga dapat menyelamatkan manusia baik
didunia maupun dinegeri akherat kelak. Menurut
asar/pendapat Umar bin khatab ra, ”Takwa” diibaratkan kita berjalan dari suatu
tempat ketempat lain yang dipenuhi dengan ranjau (segala sesuatu yang
berbahaya), dimana agar selamat sampai tujuan maka harus berhati-hati dalam
setiap langkahnya. Artinya setiap langkah hidup seorang muslim selalu dibingkai
dengan aturan Allah dan RosulNya bukan menurut akal dan hawa nafsunya semata.
Adapun tujuan puasa ramadhan ini adalah Allah
mendidik/memadrasyahkan seseorang menjadi orang yang bertakwa. Hal ini
difirmankan dlm Al Qur’an
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
(Qs.2:183).
Beberapa keuntungan/faedah orang-orang yang bertakwa :
1. Takwa merupakan sumber semua kebaikan dan pencegah
keburukan.
2. Dengan takwa seorang mukmin akan mendapatkan pertolongan
dari Allah swt swt. Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (Qs. An Nahl : 128).
3. Allah swt menjanjikan kepada yang beratkwa rejeeki yang
baik dan jalan keluar dari semua kesulitan, dengan firmannya ;” Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
akan mengadakan baginya jalan keluar dan member rejeki dari jalan yang tidak
diduga ( Qs. Ath-thalaq : 2-3).
4. Dengan takwa, mereka juga akan dilindungi dari musllihat
musuh. firmanNya :
Jika kamu memperoleh
kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana,
mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya
mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah
mengetahui segala apa yang mereka kerjakan (Qs. Ali Imran : 120).
5. Allah
swt akan member rahmat bagi orang-orang yg bertakwa, dengan firmanNya : “ …dan
rahmatmu meliputi segala sesuatu . Maka Aku akan tetapkan Rahmat-Ku untuk
orang-orang yang bertakwa. (Qs Al Araf : 156).
6.
Diakhirat orang2 yang bertakwa berada disi Allah Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai,
tempat
yang disenangi[1441] di sisi Tuhan Yang Berkuasa (Qs. Al
Qomar : 54-55).
7. Allah selalu
mengingatkan kita akan pentingnya kematian harus dengan takwa dengan firman :” Wahai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar- benarnya
takwa kepadaNya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (Qs.Ali
Imran. 102).
8. Dari Hadis dianjurkan banyak berdoa
meminta ”takwa” yaitu dari Ibnu mas’ud ra menerangkan bahwa Nabi saw sering
berdoa, Allahumma inni as alukal huda wattuqaa wal afaafa wal ghinaa-” Ya Allah
sesungguhnya aku memohon kepadamu semoga Engkau berkenan memberikan petunjuk,
ketakwaan, kehati-hatian dan perasaan cukup.” (HR Muslim).
9. Dari Hadis seorang sahabat bertanya siapakah orang
yang paling mulia yaitu : dari Abu Hurairah berkata :”tersebutlah beberapa
orang bertanya kepada Rosulullah saw ”Wahai Rosul, siapakah orang yang paling
mulia? Jawab Rosulullah orang yang paling bertakwa......(HR.Bukhari dan
Muslim).
Akan tetapi dalam
perjalanan hidup meraih takwa tidak tidak semudah membalikkan tangan akan
tetapi penuh perjuangan dan pengorbanan dengan waktu, harta dan jiwa sekalipun.
Sehingga disini jelas bahwa tidak ada perintah Allah dan rosulnya untuk menjadi
kaya, miskin, ustad, kyai atau ulama yang ada adalah perintah bertakwa, artinya
seluruh asesoris dunia seharusnya sebagai sarana da alat untuk mencapai
kemudahan meraih “takwa”. hal ini telah ditegaskan Allah dengan firmanNya “Maka bertakwalah kamu sekalian kepada Allah menurut
kesanggupanmu” (Qs. At thaghabun [64] : 16).
Tidak lain bahwa ”takwa” adalah sebuah
urusan yang sangat besar yang harus diraih oleh mukmin dan insyaallah dengan
proses pendidikan puasa ramadhan akan mempercepat (akselerasi) proses meraih
takwa.
Begitu pula dengan kelemahan yang dimiliki manusia kadang berlaku
taat/baik kadang berlaku menyimpang/buruk maka resepnya bersegera taubat dan
bayak melakukan perbuatan baik/taat. Serta takwa ini dapat diperoleh di masjid,
dipasar, dikantor, diperjalanan, saat berjual beli dan dimana saja dimana hal
ini telah disabdakan Rosulullah saw ”Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu
berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya
menghapusnya. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang luhur. (HR. Tirmidzi).
Insyaallah dengan
gemblengan puasa ramadhan kita akan memperoleh gelar “takwa” dari Allah swt
dengan cirri-cir diluar ramdhan sebelas bulan kedepan prilaku kita bisa sesuai
maunya Allah dan RosulNya dan jangan sampai prilaku setelah ramadhan sama saja
sehingga puasanya sia-sia hal ini sudah diantisipasi oleh rosuluuah saw dengan
hadis nya : Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari
puasanya melainkan hanya lapar dan haus (HR Ahmad 2/373).
Wallahu a’lambisha-shawab.
Renungan Hati
Abu Alby Bambang Wijonarso.
Renungan Hati
Abu Alby Bambang Wijonarso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar