Kematian Menuju Neraka
atau Surga.
Ta’lim Subuh
Masjid Al Hidayah Komp.PDK.
Oleh Ust. Syarif
S.Ag.[05.00 – 06.00 am]
24 Ramadhon 1439
[9 Juni 2018]
Penulis Abu Alby
Bambang Wijonarso.
Bismillah.
Tiada seorangpun dapat menghindari kematian maut pasti
menjemput setiap orang, orang tua maupun anak-anak, orang kaya maupun orang
miskin, orang kuat maupun orang lemah. Semuanya menghadapi kematian dengan
sikap yang sama, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak
ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan.
Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang
paling tinggi. Meski sedikit, tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas
kematian.
Hanya di tangan Allah semata
pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya, mengambil kembali yang telah Dia
berikan pada ajal yang telah digariskan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran:185].
Bagimana anjuran Nabi kita dalam
hal perkara kematian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Perbanyaklah mengingat pemutus
kenikmatan, yaitu kematian. [HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].
Dari hadits lain bahwa kecerdasan seseorang dilihat
dari kepandaian dalam perkara kematian.
Dari
Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam
kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia bertanya: “Wahai, Rasulullah.
Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?” Beliau menjawab,”Yang
paling baik akhlaknya di antara mereka.” Dia bertanya lagi: “Manakah di antara
kaum mukminin yang paling cerdik?” Beliau menjawab,”Yang paling banyak
mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah
kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” [HR Ibnu Majah, no. 4.259.
Hadits hasan. Lihat Ash Shahihah, no. 1.384].
Marilah kita renungkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang mulia :
Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju
kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh
keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali,
sedangkan amalnya akan tetap. [HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]
Allah berfirman dalam Al Qur’an.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian
yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. [Al
Jumu’ah:8].
Adapun ancaman dan penyesalan terhadap orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Allah dapat kita lihat didalam firman Allah dalam Qs. Surat Al Mulk (67) ; ayat 1-2 serta ayat 6 – 11.
Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab
Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke
dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedangkan neraka itu
menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap
kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga
(neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah datang kepada
kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab, "Benar ada,
" sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi
kami mendustakan(nya) dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu
pun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.” Dan mereka
berkata, "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu),
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.”
Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka
yang menyala-nyala (Qs. Al Mulk[67]. 6 – 11).
Suatu
saat Rosulullah shallallah alaihi wassallam sangat sedih sekali yg dapat kita
lihat dari firman Allah surat Al Furqon ayat 30
Yang
artinya Berkatalah Rasul: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini diabaikan" (Qs[25]:
30).
Dalam hal ayat tersebut diatas, lihat bagaimana kita selalu
cuek dengan perkembangan kita terhadap diri kita sendiri, istri kita, anak2
kita dan orang disekitar kita perkara pengetahuan tentang al Qur’an, yang
sangat jauh dimasyarakat dimana selain Al qur’an artinya urusan dunia sangat
getol meraihnya.
Ternyata untuk masuk surga maupun masuk
Neraka nya Allah itu berombong-rombongan, kita bisa lihat dalam QS. Az-Zumar
[39] ayat 70 – 74.
Rombongan yang masuk nerakanya Allah dalam Qs. Az-Zumar
[39] ayat 70 – 72.
1. "Mengganggap
remeh” al Qur’an atau ayat-ayat
Allah. Dalilnya Qs.[56] : ayat 81-82
81. Apakah kamu mengganggap remeh
Al Qur’an ini?
82. Dan kamu menjadikan rejeki yang
kamu terima dari Allah justru untuk
mendustakanNya
2 2.
Menjauhdari Al Qur’an, bisa kita lihat dalam friman Allah Qs.Al Furqon [25] ; ayat30
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang
tidak diacuhkan".
tidak diacuhkan".
3 3.
Berpaling (sendirian) dari Al Qur’an, dalam firman Allah
Qs.Thoha[20] : ayat 124 – 127.
menjalani
kehidupan yang sempit[3], dan Kami akan mengumpulkannya pada
hari
kiamat
dalam keadaan buta.”
125. Dia berkata[4], "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
kumpulkan aku dalam keadaan
buta, padahal dahulu aku dapat
melihat[5]?"
126. Dia (Allah) berfirman,
"Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami,
127. Dan demikianlah Kami membalas
orang yang melampaui batas[8] dan tidak percaya
kepada ayat-ayat Tuhannya[9]. Sungguh, azab di akhirat itu lebih
berat dan lebih
kekal[10]
mendustakannya.
terasa sempit dan sesak karena
kesesatannya meskipun keadaan luarnya memperoleh
kenikmatan, memakai pakaian
mewah, memakan makanan yang enak dan tinggal di mana saja
yang ia kehendaki, namun hatinya
jika tidak di atas keyakinan yang benar dan petunjuk, maka
tetap dalam kegelisahan, keraguan
dan kebimbangan. Hal ini termasuk ke dalam kehidupan
yang sempit. Ibnu Abbas berkata
tentang kehidupan yang sempit, yaitu kesengsaraan. Menurut
Abu Sa’id, kehidupan yang sempit
adalah disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya
bertabrakan.
halnya yang dilakukan orang-orang
kafir dan musyrik.
bukan pada tempatnya. Yang
demikian adalah disebabkan sikapnya yang melampaui batas dan
tidak beriman kepada petunjuk yang
diturunkan-Nya untuk kebaikan dirinya.
4 4. Berpaling dari Al Qur’an tapi mengajak orang-orang,
teman. Rombongan atau buat koalisi, hal
ini dilukiskan dalam firman Allah Qs. Al An Am [6] : ayat 26.
Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quran dan mereka
sendiri menjauhkan diri
daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan
diri mereka sendiri, sedang mereka
tidak menyadari(Qs. Al An Am [6] : ayat 26).
5 5.
Berkolaborasi
untuk memfitnah, mengancam, menteror,
mengusir sampai membunuh
Nabi/rosul/penyeru kepada ayat-ayat Allah. Didalam friman Allah Qs. Al-Hajj
Qs.[65] : ayat 72.
Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami
yang terang, niscaya kamu
melihat
tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir
merek
menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka.
Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk
daripada itu, yaitu
neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir.
Dan neraka itu
adalah
seburuk- buruknya tempat kembali. Qs. Al-Hajj Qs.[65] : ayat 72.
Bagaimana saat Nabi & Rosul
menyampaikan ayat-ayat Allah dalam Al Qur’an kepada mereka sampai-sampai Nabi
&Rosul akan dibunuh, maka jawabannya dari Allah adalah “maka serahkanlah
urusannya kepada Allah. Yang Allah abadikan didalam Al Qur’an surat Al Qalam
[68] : ayat 44 dan 45.
Maka serahkanlah (ya
Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al
Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah
kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui (44) dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat
tangguh (45).
Rombongan yang masuk Surganya Allah dalam Qs. Az-Zumar
[39] ayat 73 – 74.
Ada 4 kelompok yang dapat meraih Surga nya Allah yaitu para nabi/Rosul, para
shiddiqin,
syuhada dan shalihin, Kalau kita sangat susah meraih ketiga kelompok itu, maka
kita minimal harus berupaya meraih kelompok para orang-orang Shalihin. Dalilnya
adalah dalam firman Allah Qs. An Nisa [4] : ayat 69.
Dan barangsiapa
yang mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah SWT, yaitu: para nabi,
shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS an-Nisa` :69).
Orang yang shaleh
adalah orang yang selalu berusaha mewujudkan kebaikan, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga maupun masyarakatnya. Keshalehan dalam hidup ini merupakan
tuntutan dari pengakuan orang-orang beriman.
Karena itu, iman
harus dibuktikan dengan amal yang shaleh dan amal shaleh harus dilandasi dengan
keimanan. Ini berarti iman tidak ada artinya bila tidak dibuktikan dengan amal
shaleh dan sebaik apapun amal seseorang tidak ada nilai di sisi Allah SWT
apabila tidak dilandasi dengan keimananan yang benar. Allah SWT berfirman: “Maka
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh, bagi mereka
ampunan dan rizki yang mulia”. (QS Al-Hajj:50).
Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan (pula).
Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedangkan pintu-pintunya telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan (dilimpahkan)
atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal
di dalamnya.” Dan mereka mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah
memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat
ini, sedangkan kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana
saja kami kehendaki." Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi
orang-orang yang beramal. Qs. Az-Zumar [39] ayat 73 – 74.
Kematian.
Kematian yang manusia hampir setiap
hari melihat, menyaksikan hanya belum merasakannya saja (tentunya saat
sakaratul maut tiba), dimana kronologis atau cara malaikat maut mencabut nyawa seseorang, ada
yang mengambil dengan kasar (sampai-sampai dipukuli) dan ada yang mengambil
nyawa seseorang dengan lemah lembut. Hal ini difirmankan Allah dalam Al Qur’an
surat An Naziat [79] : ayat 1 dan 2.
Yang pertama malaikat yang mencabut
nyawa dengan keras.
Demi
(malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras,
Kronologis
pencabutan nyawa yang sangat mengerikan sakitnya sakaratul maut diabadikan
dalam Al Qur’an surat Al An’am [6] : ayat 93.
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan
terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya",
padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:
"Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam
tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil
berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa
yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah
(perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri
terhadap ayat-ayat-Nya Al An’am [6] : ayat 93.
Yang kedua adalah malaikat pencabut
nyawa melakukannya dengan lemah lembut.
dan (malaikat-malaikat)
yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut (qs.[79]: 1-2).
Kronologis
pencabutan nyawa (sakaratul maut) diperuntukan bagi orang-orang yang Sholeh
diabadikan dalam Al Qur’an surat An Nahl [16] : ayat 30 – 32.
Dan
dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa, "Apakah yang telah diturunkan
oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, "(Allah telah menurunkan) kebaikan.”
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang
baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik
tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke
dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka
mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan
kepada orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang diwafatkan
dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka), "Salamun
'alaikum, masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian
kerjakan.” QS. An
Nahl [16] : ayat 30 – 32.
Kematian yang baik/lemah lembut didalam Qs. Al Fajr [89] 27-30.
“Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke
dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
“Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke
dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
“Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke
dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
“Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke
dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa
Sallam bersabda :
“Sakitnya
sakaratul maut bagaikan tusukan ('sabetan' dalam riwayat lain) tiga ratus
pedang”
(HR Tirmidzi).
(HR Tirmidzi).
Demikian mudah-mudan ada manfaatnya
aamiin.
Wallahu ‘alam
Baarakallhu
fiikum.
Penulis Abu Alby Bambang Wijonarso dari kajian Ust. Syarif
S.Ag.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar