Sabtu, 09 Juni 2018

Kematian Menuju Neraka atau Surga.



    

Kematian Menuju Neraka atau Surga.
Ta’lim Subuh Masjid Al Hidayah Komp.PDK.
Oleh Ust. Syarif S.Ag.[05.00 – 06.00 am]
24 Ramadhon 1439 [9 Juni 2018]
Penulis Abu Alby Bambang Wijonarso.

Bismillah.
         Tiada seorangpun dapat menghindari kematian maut pasti menjemput setiap orang, orang tua maupun anak-anak, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah. Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan. Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. Meski sedikit, tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian.
Hanya di tangan Allah semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya, mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah digariskan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

      
     Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran:185].

Bagimana anjuran Nabi kita dalam hal perkara kematian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. [HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].

Dari hadits lain bahwa kecerdasan seseorang dilihat dari kepandaian dalam perkara kematian.           
                
          Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia bertanya: “Wahai, Rasulullah. Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?” Beliau menjawab,”Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” Dia bertanya lagi: “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?” Beliau menjawab,”Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” [HR Ibnu Majah, no. 4.259. Hadits hasan. Lihat Ash Shahihah, no. 1.384].


Marilah kita renungkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia :
    
       Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap. [HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]
Allah berfirman dalam Al Qur’an.
 
               Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. [Al Jumu’ah:8].

          Adapun ancaman dan penyesalan terhadap orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Allah dapat kita lihat didalam firman Allah dalam Qs. Surat Al Mulk (67) ; ayat 1-2 serta ayat 6 – 11.
            
             
           
Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedangkan neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab, "Benar ada, " sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.” Dan mereka berkata, "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala (Qs. Al Mulk[67]. 6 – 11).


Suatu saat Rosulullah shallallah alaihi wassallam sangat sedih sekali yg dapat kita lihat dari firman Allah surat Al Furqon ayat 30

      
Yang artinya Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini diabaikan" (Qs[25]: 30).

Dalam hal ayat tersebut diatas, lihat bagaimana kita selalu cuek dengan perkembangan kita terhadap diri kita sendiri, istri kita, anak2 kita dan orang disekitar kita perkara pengetahuan tentang al Qur’an, yang sangat jauh dimasyarakat dimana selain Al qur’an artinya urusan dunia sangat getol meraihnya.
         Ternyata untuk masuk surga maupun masuk Neraka nya Allah itu berombong-rombongan, kita bisa lihat dalam QS. Az-Zumar [39] ayat 70 – 74.

Rombongan yang masuk nerakanya Allah dalam Qs. Az-Zumar [39] ayat 70 – 72.

    Lima Tahapan orang-orang yang berpaling dari Al Qu’an (ayat-ayat Allah) adalah :

1.  "Mengganggap remeh” al Qur’an atau ayat-ayat Allah. Dalilnya Qs.[56] : ayat 81-82                        
      81. Apakah kamu mengganggap remeh Al Qur’an ini?  
       82.    Dan kamu menjadikan rejeki yang kamu terima dari Allah justru untuk  
                mendustakanNya


2    2.      Menjauhdari Al Qur’an, bisa kita lihat dalam friman Allah Qs.Al Furqon [25] ; ayat30
                                                              Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang 
     tidak diacuhkan".

3    3.      Berpaling (sendirian) dari Al Qur’an, dalam firman Allah Qs.Thoha[20] : ayat 124 – 127.
              
       
           124. Dan barang siapa berpaling[1] dari peringatan-Ku[2], maka sungguh, dia akan             
           menjalani  kehidupan yang sempit[3], dan Kami akan mengumpulkannya pada hari  
           kiamat dalam keadaan buta.”

            125. Dia berkata[4], "Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan
            buta, padahal dahulu aku dapat melihat[5]?"

           126. Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami,
           dan kamu mengabaikannya[6], jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan[7].”

           127. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas[8] dan tidak percaya
           kepada ayat-ayat Tuhannya[9]. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan lebih
           kekal[10]
             [1] Tidak mau mengamalkannya atau lebih parah dari itu, yaitu tidak beriman dan
             mendustakannya.
             [2] Yakni Al Qur’an.
              [3] Yakni hidupnya di dunia sempit, tidak tenang dan tenteram, dadanya tidak lapang, bahkan   
              terasa sempit dan sesak karena kesesatannya meskipun keadaan luarnya memperoleh
              kenikmatan, memakai pakaian mewah, memakan makanan yang enak dan tinggal di mana saja
              yang ia kehendaki, namun hatinya jika tidak di atas keyakinan yang benar dan petunjuk, maka
              tetap dalam kegelisahan, keraguan dan kebimbangan. Hal ini termasuk ke dalam kehidupan
              yang sempit. Ibnu Abbas berkata tentang kehidupan yang sempit, yaitu kesengsaraan. Menurut
              Abu Sa’id, kehidupan yang sempit adalah disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya
              bertabrakan.
             [4] Karena hina, merasa berat menerimanya dan karena bosan dengan keadaan yang dialami.
             [5] Yakni ketika di dunia dan ketika dibangkitkan.
             [6] Meninggalkannya dan tidak beriman kepadanya.
             [7] Dibiarkan dalam azab.
             [8] Yakni melewati batasan yang ditetapkan, mengerjakan perbuatan yang diharamkan, seperti
             halnya yang dilakukan orang-orang kafir dan musyrik.
             [9] Oleh karena itu, Allah tidaklah berbuat zalim dan tidak mungkin meletakkan hukuman yang
              bukan pada tempatnya. Yang demikian adalah disebabkan sikapnya yang melampaui batas dan   
             tidak beriman kepada petunjuk yang diturunkan-Nya untuk kebaikan dirinya.
            [10] Dari azab di dunia dan dari azab kubur.

4   4.  Berpaling dari Al Qur’an tapi mengajak orang-orang, teman. Rombongan atau buat koalisi,   hal ini dilukiskan dalam firman Allah Qs. Al An Am [6] : ayat 26.
                                
   Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quran dan mereka sendiri menjauhkan diri
   daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka
   tidak  menyadari(Qs. Al An Am [6] : ayat 26).

5 5. Berkolaborasi untuk memfitnah, mengancam, menteror, mengusir sampai membunuh Nabi/rosul/penyeru kepada ayat-ayat Allah. Didalam friman Allah Qs. Al-Hajj Qs.[65] : ayat 72.
                             
             Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu  
             melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir
             merek menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka.
             Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu
             neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu
             adalah seburuk- buruknya tempat kembali. Qs. Al-Hajj Qs.[65] : ayat 72.
    
                
           Bagaimana saat Nabi & Rosul menyampaikan ayat-ayat Allah dalam Al Qur’an kepada mereka sampai-sampai Nabi &Rosul akan dibunuh, maka jawabannya dari Allah adalah “maka serahkanlah urusannya kepada Allah. Yang Allah abadikan didalam Al Qur’an surat Al Qalam [68] : ayat 44 dan 45.
       

Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui (44) dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh (45).

Rombongan yang masuk Surganya Allah dalam Qs. Az-Zumar [39] ayat 73 – 74.

          Ada 4 kelompok yang dapat meraih Surga nya Allah yaitu para nabi/Rosul, para shiddiqin, syuhada dan shalihin, Kalau kita sangat susah meraih ketiga kelompok itu, maka kita minimal harus berupaya meraih kelompok para orang-orang Shalihin. Dalilnya adalah dalam firman Allah Qs. An Nisa [4] : ayat 69.
                              
                   
    Dan barangsiapa yang mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah SWT, yaitu: para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS an-Nisa` :69).

         Orang yang shaleh adalah orang yang selalu berusaha mewujudkan kebaikan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakatnya. Keshalehan dalam hidup ini merupakan tuntutan dari pengakuan orang-orang beriman.
Karena itu, iman harus dibuktikan dengan amal yang shaleh dan amal shaleh harus dilandasi dengan keimanan. Ini berarti iman tidak ada artinya bila tidak dibuktikan dengan amal shaleh dan sebaik apapun amal seseorang tidak ada nilai di sisi Allah SWT apabila tidak dilandasi dengan keimananan yang benar. Allah SWT berfirman: “Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh, bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia”.  (QS Al-Hajj:50).

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedangkan pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal di dalamnya.” Dan mereka mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini, sedangkan kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki." Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. Qs. Az-Zumar [39] ayat 73 – 74.


Kematian.
        
        Kematian yang manusia hampir setiap hari melihat, menyaksikan hanya belum merasakannya saja (tentunya saat sakaratul maut tiba), dimana kronologis atau cara  malaikat maut mencabut nyawa seseorang, ada yang mengambil dengan kasar (sampai-sampai dipukuli) dan ada yang mengambil nyawa seseorang dengan lemah lembut. Hal ini difirmankan Allah dalam Al Qur’an surat An Naziat [79] : ayat 1 dan 2.

Yang pertama malaikat yang mencabut nyawa dengan keras.
Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras,
Kronologis pencabutan nyawa yang sangat mengerikan sakitnya sakaratul maut diabadikan dalam Al Qur’an surat Al An’am [6] : ayat 93.
                         
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya Al An’am [6] : ayat 93.                                             

Yang kedua adalah malaikat pencabut nyawa melakukannya dengan lemah lembut.
      
                                                                      
dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut (qs.[79]: 1-2).
Kronologis pencabutan nyawa (sakaratul maut) diperuntukan bagi orang-orang yang Sholeh diabadikan dalam Al Qur’an surat An Nahl [16] : ayat 30 – 32.
           
  

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa, "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, "(Allah telah menurunkan) kebaikan.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demi­kianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertak­wa, (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka), "Salamun 'alaikum, masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan.” QS. An Nahl [16] : ayat 30 – 32.

Kematian yang baik/lemah lembut didalam Qs. Al Fajr [89] 27-30.

  
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)

Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)

Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)

Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)

Sumber : https://rumaysho.com/13524-saat-sakratul-maut-membacakan-hai-jiwa-yang-tenang.html
Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam bersabda :
“Sakitnya sakaratul maut bagaikan tusukan ('sabetan' dalam riwayat lain) tiga ratus pedang”
(HR Tirmidzi).

Demikian mudah-mudan ada manfaatnya aamiin.
Wallahu ‘alam
Baarakallhu fiikum.
Penulis Abu Alby Bambang Wijonarso dari kajian Ust. Syarif S.Ag.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar