Renungan HAti
Abu Alby Bambang Wijonarso
Blog : dakwahrenunganhati.blogspot.com
Nifak atau pelakunya disebut munafik merupakan salah satu penyakit yang
sangat berbahaya,
Apa itu nifak? Sebagaimana yang
dikatakan Ibnu Katsir, nifak adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan. (Note : Kebaikan
dan keburukan menurut maunya Allah dan RosulNya bukan menurut maunya manusia,
untuk memahami kebaikan & keburukan maka harus lewat belajar agama).
Nifaq
(kemunafikan) lebih berbahaya daripada kekafiran dikarenakan nifaq adalah
menampakkan keislaman namun menyembunyikan kekufuran, sebagaimana dikatakan
Ibnu Manzhur bahwa nifaq adalah salah satu nama syar’i yang ditetapkan oleh
syara’ yang makna istilah (terminologinya) belumlah dikenal sebelum islam,
maknanya adalah menyembunyikan kekufurannya dan menampakkan keislamannya. Oleh
karena itu Allah swt mengancam para pelakunya akan dilemparkan ke dasar neraka,
sebagaimana firman Allah swt.
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ فِى ٱلدَّرْكِ ٱلْأَسْفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka (Qs 4 : 145).
Nifak (Kemunafikan) dibagi dua katagori yaitu Nifak Besar
dan Nifak Kecil.
Ibnu Rajab
mengatakan bahwa nifaq didalam syara terbagi menjadi dua :
1. Nifaq Akbar (terbesar), yaitu :
seorang yang menampakkan keimanan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhir sementara dirinya menyembunyikan apa-apa yang
dapat membatalkan sebagian atau seluruh perkara diatas. Inilah kemunafikan yang
ada yang ada pada masa Rasulullah saw lalu Al Qur’an turun mengecam para
pelakunya bahkan mengkufurkan mereka dan menginformasikan bahwa mereka kelak
ditempatkan di dasar dari neraka.
Contoh dizaman Rosulullah adalah Abdullah
bin Ubay bin Salul.
2. Nifaq Asghor (terkecil) atau nifaq
amali yaitu seorang yang menampakkan keshalehan secara terang-terangan
sementara dia menyembunyikan hal-hal yang bertentangan dengannya. bohong jika
berbicara, ingkar janji, berkhianat terhadap amanah yang dititipkan kepadanya
kemudian janganlah membiarkan apalagi membiasakan perbuatan-perbuatan semacam
itu karena dapat menuntunnya kepada nifaq akbar (i’tiqodi).
Note :
• Antara nifak besar dan nifak kecil terdapat sejumlah perbedaan, yang paling mencolok ialah nifak besar dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, sementara nifak kecil tidak.
• Nifak besar menggugurkan seluruh amalan pelakunya, sedangkan nifak kecil tidak.
• Nifak besar berhubungan dengan perbedaan antara lahir dan batin dalam hal akidah, sedangkan nifak kecil berkaitan dengan perbedaan antara lahir dan batin dalam masalah perbuatan yang tidak ada sangkutpautnya dengan akidah.
• Nifak besar menyebabkan pelakunya kekal di neraka, sedangkan nifak kecil tidak demikian.
• Nifak besar tidak akan muncul dari seorang mukmin, sedangkan nifak kecil terkadang timbul dari orang mukmin.Ghalibnya, orang yang terserang nifak besar tidak akan bertobat. Kalau toh bertaubat, secara lahiriah diperselisihkan statusnya, apakah diterima taubatnya atau tidak lantaran perkara tersebut sulit dibedakan karena pelakunya selalu menampakkan keislaman. (Lihat: Kitab AtTauhid hlm. 22 dan Nur Al-Iman wa Zhulumat An-Nifaq hlm. 41).
Tanda-tanda orang. Munafik
وَإِذَا لَقُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا۟ إِلَىٰ شَيَٰطِينِهِمْ قَالُوٓا۟ إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَٱ .للَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِى طُغْيَٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ
Allah berfirman : Apabila mereka menjumpai orang-orang mukmin, mereka berkata, ‘Kami telah beriman.’ Namun jika mereka menyendiri beserta dedengkot-dedengkotnya, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami di pihak kalian. Hanya saja kami hendak mengolok-olok kaum mukmin.’ Allah akan mengolok-olok mereka dan menelantarkan mereka dlm kedurhakaan, sedangkan mereka dalam keadaan bimbang” (QS: 2: 14-15).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم – قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika diberi amanah/dipercayai mengkhianati. (HR Al-Bukhari).
Note : dipercaya/amanah ini salah satunya adalah seberapa besar dalam amanah mengemban agama ini pada masing2 individu muslim.
- Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang menunaikan shalat berjama’ah selama 40 dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan” (HR At-Tirmidzi).
- - Ibnu Juraij
berkata bahwa orang munafik itu adalah orang yang perkataanya berlawanan dengan
apa yang ia kerjakan dan batinnya menyelisihi lahiriahnya.
- - Ditanyakan kepada Rasulullah Saw: Apakah seorang
mukmin bisa menjadi penakut? Beliau menjawab: Ya. Lalu ditanya beliau ditanya
lagi: Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil? Beliau menjawab: Ya. Lalu
ditanyakan lagi: Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong? Beliau menjawab:
Tidak!
Hadits tersebut
diriwayatkan oleh Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam kitab Al-Muwatha. Bahkan
Rasulullah sendiri melalui hadist di atas telah menyatakan bahwa berbohong
bukanlah sifat seorang mukmin. Seorang mukmin mungkin saja bakhil dan penakut,
namun ia tidak mungkin berbohong.
Pendapat para sahabat &Tabi'in.
- Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, “Tidak ada orang merasa aman dari sifat nifak kecuali orang munafik dan tidak ada org yang merasa khawatir terhadapnya kecuali orang mukmin.”
- Huzhaifah bin Al-Yaman adalah seorang pemegang rahasia Nabi. Beliau pernah diberi tahu nabi nama-nama orang munafik. Oleh sebab itu, karena Umar bin Al-Khattab amat sangat khawatir terhadap sifat nifak, beliau memberanikan diri bertanya pada Huzhaifah apakah Nabi mengkategorikannya sebagai orang munafik, maka Huzhaifah pun menjawab, “Tidak. Setelahmu, aku tidak mau lagi memberi rekomendasi".
- Ibnu Abi Malikah pernah mengatakan, “Aku telah menjumpai tiga puluh sahabat Nabi, seluruhnya takut akan nifak. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengatakan, bahwa dirinya memiliki iman seperti imannya Jibril dan Mikail.
- Dikisahkan bahwa sebagian sahabat biasa berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya hamba memohon perlindungan dari khusyuknya nifak.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud khusyuk nifak?” Jawabnya, “Tubuh yang terlihat khusyu’ namun ternyata hati tidak.”
Kiat2 terhindar dari sifat munafik.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam Mufsidat Al-Qalb: An-Nifaq hlm. 47-52 memberikan beberapa tips yang sebaiknya dilakukan:
1. Bersegera melaksanakan shalat jika waktunya telah tiba dan berusaha mendapatkan takbiratul ihram imam shalat jamaah di masjid (dalil hadits tsb diatas).
2. Berakhlak baik dan memperdalam agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati orang munafik: perilaku luhur dan pemahaman dalam agama” (HR At-Tirmidzi).
3. Menghidupkan shalat malam. Adalah Qatadah pernah berkata, “Orang munafik itu sedikit sekali shalat malam.” Hal tersebut karena orang munafik hanya akan semangat beramal jika ada org yg menyaksikannya. Jika tidak ada, maka motifasi untuk beramal shalih pun tiada. Maka jika ada seorang hamba mendirikan shalat malam, maka itu menjadi bukti bahwa dalam dirinya tidak ada sifat nifak dan menjadi bukti keimanannya yang benar.
4. Memperbanyak zikir, Ka’b menyatakan, “Orang yang memperbanyak zikir, akan terlepas dari sifat nifak.” Sedangkan Ibnul Qayyim menulis, “Sejatinya banyak zikir merupakan jalan aman dari kemunafikan. Sebab, orang-orang munafik sedikit berzikir. Allah berfirman tentang orang-orang munafik, ‘Dan mereka tidak berzikir kecuali sedikit.’
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلً Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.(QS: 4: 142).
5. Bersedekah Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sedekah merupakan bukti” (HR Muslim). Bukti di sini maksudnya bukti akan keimanan. Oleh karena itu, orang munafik tidak suka bersedekah karena tidak adanya iman yang mendasarinya, kalaupun sedekah hanya untuk tujuan dilihat orang.
6. Banyak berdoa dari kekufuran & kemunafikan
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْكُفْرِ ، وَالْفُسُوقِ ، وَالشِّقَاقِ ، وَالنِّفَاقِ ، وَالسُّمْعَةِ ، وَالرِّيَاءِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sum’ah, dan riya’.” (Doa ini diriwayatkan oleh al-Hakim (1944) dan dishahihkan Al-Albani).
Kesimpulan
Melihat bahayanya sifat nifak ini, hendaknya seorang mukmin berusaha semaksimal mungkin memasang jarak dari sifat nifak, baik nifak besar maupun kecil. Bisa kita bayangkan para sahabat rosulullah diatas yang sekelas iman dan amal serta tauhidnya begitu hebat masih saja takut sekali atas sifat munafik ini, tentunya buat kita harus lebih waspada lagi dari mereka2 para sahabat..
Penutup
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjauhkan kita semua dari sifat kemunafikan ini dan segala sifat buruk yang melemahkan iman dan agar kita diwafatkan di atas cahaya keimanan dan bebas dari sifat kumunafikan aamiin aamiin aamiin
Wallahu 'alam
Abu Alby Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar