Oleh : Bambang Wijonarso
Email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan dosa, maka terbentuklah noda hitam dalam hatinya. Jika ia melepaskan dosa, istighfar dan taubat, bersihlah hatinya. Ketika mengulangi dosa lagi, bertambahlah noda hitamnya, sehingga menguasai hati. Itulah Roon (rona) yang disebutkan dalam Al-Qur’an, “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (HR At-Tirmidzi).
Maksiat dan dosa mempunyai pengaruh yang sangat dahsyat dalam kehidupan umat manusia. Bahayanya bukan hanya berpengaruh di dunia tetapi sampai dibawa ke akhirat. Bukankah Nabi Adam a.s. dan istrinya Siti Hawwa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia karena dosa yang dilakukannya? Dan demikianlah juga yang terjadi pada umat-umat terdahulu.
Disebabkan karena dosa, penduduk dunia pada masa Nabi Nuh a.s. dihancurkan oleh banjir yang menutupi seluruh permukaan bumi. Karena maksiat, kaum ‘Aad diluluhlantakkan oleh angin puting beliung. Karena ingkar pada Allah, kaum Tsamud ditimpa oleh suara yang sangat keras memekakkan telinga sehingga memutuskan urat-urat jantung mereka dan mati bergelimpangan. Karena perbuatan keji kaum Luth, buminya dibolak-balikkan dan semua makhluk hancur, sampai malaikat mendengar lolongan anjing dari kejauhan. Kemudian diteruskan dengan hujan bebatuan dari langit yang melengkapi siksaan bagi mereka. Dan kaum yang lain akan mendapatkan siksaan yang serupa. Jika tidak terjadi di dunia, maka di akhirat akan lebih pedih lagi. (Al-An’am: 6)
Desember 2005 dunia juga baru menyaksikan musibah yang maha dahsyat terjadi di Asia: Tsunami menghancurkan ratusan ribu umat manusia. Terbesar menimpa Aceh. Semua itu harus menjadi pelajaran yang mendalam bagi seluruh umat manusia, bahwa Allah Maha Kuasa. Disebutkan dalam musnad Imam Ahmad dari hadits Ummu Salamah, Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Jika kemaksiatan sudah mendominasi umatku, maka Allah meratakan adzab dari sisi-Nya”. Saya berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang-orang shalih?” Rasulullah menjawab,”Betul.” “Lalu bagaimana dengan mereka?” Rasul menjawab, “Mereka akan mendapat musibah sama dengan yang lain, kemudian mereka mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah.”
Akar Kemaksiatan
Semua kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang besar maupun yang kecil, bermuara pada dua hal. Pertama; lupa kepada Allah, kedua; mengikuti hawa nafsu. Keduanya adalah dzolim dan keji. Puncak seseorang lupa kepada Allah adalah tidak yakinnya manusia bahwa Allah selalu memonitor hambanya (Ihsan) dalam situasi apapun dan tidak yakin adanya hari pembalasan serta adanya negeri akherat. Puncak seseorang mengikuti hawa nafsu adalah melakukan aktifitas yang kurang bermanfaat yang dapat saja jika dibiarkan dan dinikmati akan melahirkan tindakan dosa seperti ghibah,namimah dan fitnah atau perjudian, meminum khamar dan berzina (termasuk pornoaksi). Demikianlah Allah swt. melarang dengan firmannya :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Al-Maidah: 90).
Dan ciri khas kemaksiatan itu saling mengajak dan mendorong untuk melakukan kemaksiatan yang lain. Misal dalam hal bicara dapat melahirkan ghibah, namimah dan fitnah, dalam hal permainan dapat melahirkan perjudian, minuman khamar dan dilanjutkan dengan zina (pornoaksi). Para pembuat kemaksiatan saling membantu untuk mempertahankan kemaksiatannya. Setan tidak akan pernah diam untuk menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa dan kemaksiatan. Setan senantiasa mengupayakan tempat-tempat yang kondusif untuk menjadi sarang kemaksiatan. Setan sangat tekun, ulet, telaten, sabar dan tidak pernah menyerah untuk menjerumuskan manusia kedalam kemaksiatan…..tapi ingat setan tidak pernah punya kuasa kepada orang2 yang mempunyai benteng yang kokoh yaitu selalu berpegang teguh dengan sekuat-kuatnya kepada Allah. Oleh karena itu agar terhindar dari jebakan kemaksiatan, manusia harus melakukan lawan dari keduanya, yaitu: menguatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhkan laranganNya.
Dari sejarah dan uraian singkat tersebut diatas tentunya kita sebagai umat muslim harus dapat mengambil pelajaran agar Allah tidak menurunkan murka dan azabNya kepada umat manusia. Dimana umat dapat berarti individu, keluarga, masyarakat, Negara ataupun perusahaan/instansi .
Barangsiapa yang dapat mengambil pelajaran maka akan mendapat keberuntungan yang besar dan yang gagal mengambil pelajaran akan merugi….
Pertanyaan buat umat muslim Apakah kita mengacuhkan semua bentuk kemaksiatan disekitar kita????? Apakah siap kita menanggung kemurkaan Allah??????
Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Wallahu’alam bish-shawab.
Renungan HAti
H. Bambang Wijonarso
Email : bambang_wijonarso@yahoo.com

Maksiat dan dosa mempunyai pengaruh yang sangat dahsyat dalam kehidupan umat manusia. Bahayanya bukan hanya berpengaruh di dunia tetapi sampai dibawa ke akhirat. Bukankah Nabi Adam a.s. dan istrinya Siti Hawwa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia karena dosa yang dilakukannya? Dan demikianlah juga yang terjadi pada umat-umat terdahulu.
Disebabkan karena dosa, penduduk dunia pada masa Nabi Nuh a.s. dihancurkan oleh banjir yang menutupi seluruh permukaan bumi. Karena maksiat, kaum ‘Aad diluluhlantakkan oleh angin puting beliung. Karena ingkar pada Allah, kaum Tsamud ditimpa oleh suara yang sangat keras memekakkan telinga sehingga memutuskan urat-urat jantung mereka dan mati bergelimpangan. Karena perbuatan keji kaum Luth, buminya dibolak-balikkan dan semua makhluk hancur, sampai malaikat mendengar lolongan anjing dari kejauhan. Kemudian diteruskan dengan hujan bebatuan dari langit yang melengkapi siksaan bagi mereka. Dan kaum yang lain akan mendapatkan siksaan yang serupa. Jika tidak terjadi di dunia, maka di akhirat akan lebih pedih lagi. (Al-An’am: 6)
Desember 2005 dunia juga baru menyaksikan musibah yang maha dahsyat terjadi di Asia: Tsunami menghancurkan ratusan ribu umat manusia. Terbesar menimpa Aceh. Semua itu harus menjadi pelajaran yang mendalam bagi seluruh umat manusia, bahwa Allah Maha Kuasa. Disebutkan dalam musnad Imam Ahmad dari hadits Ummu Salamah, Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Jika kemaksiatan sudah mendominasi umatku, maka Allah meratakan adzab dari sisi-Nya”. Saya berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang-orang shalih?” Rasulullah menjawab,”Betul.” “Lalu bagaimana dengan mereka?” Rasul menjawab, “Mereka akan mendapat musibah sama dengan yang lain, kemudian mereka mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah.”
Akar Kemaksiatan
Semua kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang besar maupun yang kecil, bermuara pada dua hal. Pertama; lupa kepada Allah, kedua; mengikuti hawa nafsu. Keduanya adalah dzolim dan keji. Puncak seseorang lupa kepada Allah adalah tidak yakinnya manusia bahwa Allah selalu memonitor hambanya (Ihsan) dalam situasi apapun dan tidak yakin adanya hari pembalasan serta adanya negeri akherat. Puncak seseorang mengikuti hawa nafsu adalah melakukan aktifitas yang kurang bermanfaat yang dapat saja jika dibiarkan dan dinikmati akan melahirkan tindakan dosa seperti ghibah,namimah dan fitnah atau perjudian, meminum khamar dan berzina (termasuk pornoaksi). Demikianlah Allah swt. melarang dengan firmannya :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Al-Maidah: 90).
Dan ciri khas kemaksiatan itu saling mengajak dan mendorong untuk melakukan kemaksiatan yang lain. Misal dalam hal bicara dapat melahirkan ghibah, namimah dan fitnah, dalam hal permainan dapat melahirkan perjudian, minuman khamar dan dilanjutkan dengan zina (pornoaksi). Para pembuat kemaksiatan saling membantu untuk mempertahankan kemaksiatannya. Setan tidak akan pernah diam untuk menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa dan kemaksiatan. Setan senantiasa mengupayakan tempat-tempat yang kondusif untuk menjadi sarang kemaksiatan. Setan sangat tekun, ulet, telaten, sabar dan tidak pernah menyerah untuk menjerumuskan manusia kedalam kemaksiatan…..tapi ingat setan tidak pernah punya kuasa kepada orang2 yang mempunyai benteng yang kokoh yaitu selalu berpegang teguh dengan sekuat-kuatnya kepada Allah. Oleh karena itu agar terhindar dari jebakan kemaksiatan, manusia harus melakukan lawan dari keduanya, yaitu: menguatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhkan laranganNya.
Dari sejarah dan uraian singkat tersebut diatas tentunya kita sebagai umat muslim harus dapat mengambil pelajaran agar Allah tidak menurunkan murka dan azabNya kepada umat manusia. Dimana umat dapat berarti individu, keluarga, masyarakat, Negara ataupun perusahaan/instansi .
Barangsiapa yang dapat mengambil pelajaran maka akan mendapat keberuntungan yang besar dan yang gagal mengambil pelajaran akan merugi….
Pertanyaan buat umat muslim Apakah kita mengacuhkan semua bentuk kemaksiatan disekitar kita????? Apakah siap kita menanggung kemurkaan Allah??????
Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Wallahu’alam bish-shawab.
Renungan HAti
H. Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar