by : H. Bambang Wijonarso
email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Qs. Al Ashr [3] : 1 – 3).
Saat kita menganggap waktu tidak berharga, maka waktu akan menjadikan kita manusia tidak berharga. Demikian pula saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seseorang terlihat dari cara ia memperlakukan waktu. Allah SWT menegaskan bahwa orang rugi itu bukan orang yang kehilangan uang, jabatan atau penghargaan. Orang rugi itu adalah orang yang membuang-buang kesempatan untuk beriman, beramal dan saling nasihat-menasihati.
Waktu adalah salah satu nikmat Allah Swt. yang besar dan selalu harus diingat dan disyukuri oleh manusia selaku hambaNya yang mengaku dirinya beragama islam. Karena pentingnya sebuah waktu sampai Allah Swt. berkali-kali bersumpah dengan waktu (Wallaili, wannahari, walfajri, wadhdhuha, wal ashri, dan lain-lain). Bahkan ketetapan semua Syiar islam ditetapkan berdasarkan waktu seperti sholat, puasa, zakat dan haji.
Waktu mempunyai beberapa sifat antara lain waktu adalah cepat berlalu sehingga harus segera dimanfaatkan, waktu tidak tergantikan sehingga harus diisi dengan kegiatan yang paling urgent, waktu tidak dapat diinfestasikan dan merupakan hal termahal yang dimiliki manusia sehingga setiap manusia hendaknya berhati-hati dalam memanfaatkan waktu.
Bagaimana kewajiban mukmin terhadap waktu diantaranya berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul khairaat demikian Allah perintahkan Qs.[2]. :148 dan Qs.[5] : 48) dengan mengisi waktunya dengan kegiatan yang paling bermanfaat sesuai kemampuan masing-masing, kemudian kewajiban mukmin yang lainnya adalah harus belajar tentang perjalanan waktu (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal Qs.[3]:190).
Ada beberapa jenis/type manusia dalam menyikapi waktu yaitu :
- Manusia masa lalu yaitu kelompok yang selalu membicarakan dan terpaku pada masa lalunya, walaupun masa lalunya salah (menurut aturan Allah dan RosulNya). Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?." (QsAl Baqarah [2] : 170).
- Manusia masa depan, yaitu kelompok yang berangan-angan dan bercita-cita tapi
tanpa amal nyata, artinya tidak mau masuk neraka tapi selalu berbuat amalan akhli neraka dan sebaliknya mau masuk surga tapi enggan melaksanakan amalan-amalan yang menghantarkannya masuk surga. - Manusia hari ini, yaitu kelompok yang hanya berusaha menikmati hari ini tanpa
mau melihat pada masa depan dan masa kemaren, artinya telah tertipu akibat cinta dunia lupa akherat dan lupa kematian. - Manusia sempurna, yaitu manusia yang mengambil pelajaran dari masa lalu, hari
ini, dan masa depan, lalu menggunakannya dengan sebaik-baiknya dalam merencanakan dalam setiap aktifitasnya.
Manusia ini tidak tertipu dengan fasilitas dunia bahkan dijadikan alat untuk mendekatkan dirinya kepada Allah, jika mempunyai harta maka dijadikan alat untuk bersedekah/infak dan sadaqah (Darmawan), jika mempunyai jabatan insya Allah dipergunakannya sebagaimana mestinya artinya tidak zolim dan mengedepankan azas keadilan. Jika dia seorang Ulama/khyai/ustad selalu berhati-hati dan teliti serta tegas dalam memberikan nasehat kepada orang lain, Jika dia seorang yang miskin maka dia selalu mengunakan kesabaran sebagai alatnya, jika dia seorang yang penuh dengan kemaksiatan maka dia selalu menggunakan alat ”Taubat”.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al Hasyr [59] : 18).
Penyakit-penyakit manusia dalam waktu, yaitu :
1. Lalai, melupakan dan membuang-buang waktu.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
2. Menunda-nunda kebaikkan yang Allah dan Rosul perintahkan.
3. Mencaci Waktu, yaitu manusia yang selalu mencela dan menyalahkan kekurangannya dengan melemparkan kesalahannya pada waktu.
Waktu dalam sehari 24 jam atau manusia memerlukan 365 hari dalam setahun hal ini berlaku baik untuk laki-laki, permpuan, tua muda, anak-anak, kaya-miskin, beriman, munafik, kafir.........diberi jatah yang sama oleh yang maha menciptakan waktu yaitu Allah aza wajalla. Hanya dalam perjalan waktu sungguh akan dihasilkan manusia yang berbeda-beda sesuai dengan “ilmu dan pengamalan” tentang waktu.
Rosulullah SAW bersabda, “ Bersegeralah beramal, sebelum datang tujuh hal : Apakah kalian menunggu datangnya kemiskinan yang membuat tidak sempat beramal, atau kekayaan yang membuat lupa diri, atau sakit yang menyebabkan kerusakan, atau tua yang menyebabkan lemah, atau kematian yang membuat dibalasnya amal, atau datangnya Dajjal sungguh itulah seburuk-buruk yang ditunggu, atau Hari Kiamat maka hari kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (HR. Tirmidzi).
Wallahu a’lam bish-shawab.
Renungan HAti
H.Bambang Wijonarso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar