Rabu, 29 Juli 2009

Hak Seorang Muslim

By Bambang Wijonarso
email:bambang_wijonarso

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". Hadis Riwayat Muslim.
Ternyata kehidupan sesama muslim sangatlah indah jika setiap individu seorang muslim selalu dibimbing dengan “Ilmu” yang dengan ilmunya selau berupaya memahami dan melaksanakan secara istiqamah (konsisten) dan diberikan kepada sesamanya (Da’wah saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran). Dari hadis tersebut diatas tentunya umat islam baik itu dalam kelompok kecil maupun kelompok besar serta dalam tatanan kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat maka akan menghasilkan produk yang sangat optimal berupa saling membantu, saling menghargai, saling menasehati, saling berdo’a, saling memberi, saling berbagi, saling memperhatikan dalam kebaikan menurut aturan Allah dan RosulNya. Adapun pilar-pilar tersebut adalah:

Pertama. Ucapan seorang muslim saat bertemu diperintahkan saling berdo’a Assalamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh (artinya = Semoga salam sejahtera atasmu beserta rahmat Allah dan berkah-Nya) dan dijawab Waalaikum salam Warahmatullahi Wabarakatu (artinya= Dan semoga anda mendapatkan Rahmat dan keberkahan dari Allah SWT). Dengan ucapan salam tersebut sangatlah mustahil sesama seorang muslim akan melahirkan hal-hal yang buruk seperti iri, dengki, dendam, tidak senang , selalu berprasangka buruk, marah-marah, mempunyai itikad buruk untuk kepentingan diri, golongan dan kekuasaannya, selalu mencari-cari kesalahan orang lain, tidak pernah puas dengan sifulan dan sifulan, berghibah (membicararakan keburukan tanpa sepengetahuannya), merendahkan dsb inilah fungsi/tujuan dari pada ucapan salam.

Kedua, diperintahkan ”bila ia memanggilmu maka penuhilah”, InsyaAllah segala bentuk yang sifatnya ”Memanggil” biasanya didasarkan atas suatu hal yang sangat-sangat dibutuhkan/urgent dalam konteks ini tidak ada daya dan upaya lagi, yang secara otomatis melahirkan sebuah harapan besar dari orang/golongan/kelompok yang memanggilnya. Hal tersebut berlaku umum artinya bisa saja yang muda memanggil yang tua, bawahan memanggil pimpinan, simiskin memanggil sikaya, yang awam memanggil yang berilmu dsb demikian hakekat dari pada “memanggil”.

Ketiga, sangat jarang sesama muslim saling nasehat-menasehati, sehingga melahirkan budaya “toleransi” yang salah dan kebalasan, coba kita lihat disekitar kita jika pimpinan melakukan kesalahan/melanggar aturan Allah dan RosulNya bagaimana sikap bawahan (umumnya segan, malu, tidak enak, takut, masa bodoh dsb), atau anak terhadap orang tuanya, orang rendah terhadap orang yang terhormat….akibat budaya tersebut maka sangatlah sulit seseorang meminta nasehat dan diperparah lagi dengan suatu keadaan dimana yang diminta nasehat kadang tidak memahai/menguasai permasalahan tapi dia memberikan statmennya akibatnya menjadi tersesat. Perlu diketahui sebaik-baik nasehat adalah “Agama”, sehingga seorang yang beriman wajib hukumnya untuk terus belajar Ilmu Agama. Dari sinilah pintu Ilmu Agama dapat melahirkan produk saling nasehat menasehati dengan dasar ilmu dalam kebenaran dan kesabaran bukan akal dan hawa nafsunya belaka . Bahkan telah Allah SWT jelaskan dengan pasti dalam firmannya"Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Qs. AL Ashr  1 – 3) .

Keempat, Hampir disemua budaya kehidupan modern dan negara maju menganggap suatu prilaku seseorang yang melakukan “bersin” dianggap kurang bahkan sampai derajat tidak sopan. Akan tetapi islam berpendapat sangat bertolak belakang dimana “bersin” merupakan hal yang diatur secara sistematis dimana sesama muslim dianjurkan saling berdo’a dalam keadaan apapun serta sangat menyakini bahwa fenomena “bersin” pasti datangnya atas kehendak Allah SWT inilah juga yang dinamakan dzikirallah .

Kelima, orang yang sakit merupakan ujian dari Allah SWT atas kasih sayang kepada hambanya, karena dengan sakit jika sabar akan diberi pengampunan dosa selama tidak melakukan dosa-dosa besar. Coba kita amati bagaimana Rosulullah SAW memerintahkan kita dimana hak seorang yang sedang sakit adalah harus dikunjungi dan bersamaan dengan itu pula sisakit sedang diuji dengan kasih sayang Allah SWT, berarti Rosulullah SAW menyuruh kita agar diperoleh pelajaran dibalik ini semua adalah memberi spirit (agar Sabar) kepada sisakit dan melahirkan rasa syukur atas kesehatan bagi yang menengoknya, serta melihat salah satu bentuk ujian yang Allah SWT berikan kepada hambaNya agar kita selalu bersiap diri dengan bekal iman. Akan tetapi banyak fenomena dimasyarakat hanya melihat-lihat sisakit (pokoknya sudah absen besuk), begitu pula yang sakit hanya ngobrol-ngobrol aja (pokoknya sudah ditengok), adapun barometer dari yang nengok maupun yang sakit adalah makin bertambah keimanannya kepada Allah SWT.

Keenam, Walaupun secara hukum mengenai bab Jenazah adalah fardu kifayah (gugurnya kewajiban jika sudah ada yang melaksanakannya) akan tetapi hikmah dan pahalanya sangat luar biasa. Bagi seorang muslim sangat diharapkan ikut dalam setiap tahapan prosesi saat dimandikan, dikafankan dan disholatkan kemudian dikuburkan, hal ini diharapkan akan menyentuh hatinya sehingga dapat mengambil pelajaran bahwa kita pasti akan meninggal seperti sifulan bin fulan. Dan setelah prosesi jenazah tersebut akan semangkin dekat dengan Allah SWT, dan kehidupan selanjutnya selalu ingat akan kematian selalu pempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Adapun pahala yang diberikan Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Barangsiapa mengurus jenazah sampai menyolatkannya maka baginya satu qirath dan barangsiapa mengurus jenazah sampai dimakamkan maka baginya dua qirath." Seorang bertanya: Apa itu dua qirath? Beliau bersabda: "Dua gunung besar." Muttafaq Alaihi. Dan menurut riwayat Muslim: "Sampai diletakkan dalam liang lahat." Doa yang seharusnya diucapkan adalah Dari Ummu Salamah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda " Kemudian beliau berdoa: "Ya Allah berilah ampunan kepada sifulan bin/binti fulan, tinggikanlah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah baginya dalam kuburnya, terangilah dia didalamnya, dan berilah penggantinya dalam turunannya." Riwayat Muslim.

Demikianlah enam pilar Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya yang telah disabdakan Rosulullah SAW, mudah-mudahan kita diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk dapat menyimak, mempelajari, melaksanakan dan memberikannya kepada yang lainnya dengan istiqamah aamiin ya rabbal alamiin. Dan tentunya setelah kita mengetahui ilmu dari Hak sesama muslim diharapkan akan melahirkan kewajiban bagi seorang muslim yang berdasarkan tuntunan Rosulullah SAW, sehingga seluruh bentuk aktifitas kehidupan manusia didunia ini tidak lagi didasari atas logika, akal dan hawa nafsunya saja tapi memang didasarkan atas ilmu.

Wallahu a’lam bish-shawab.
Renungan Hati
Bambang Wijonarso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar