Kamis, 30 Juli 2009

Kebebasan

by : Bambang Wijonarso
email : bambang_wijonarso@yahoo.com

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (Qs. An Nahl 16 ayat 93).
Allah SWT sangat memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih keyakinan (agama) dengan usaha dan ikhtiarnya sendiri. Modal yang Allah SWT berikan kepada manusia dengan diberikannya akal dan hati untuk dapat memilih keyakinannya.
    Bagaimana sejenak kita melihat saat terjadinya Fathu Mekah (Pembebasan Kota Mekah) dimana tidak ada perang dan pertumpahan darah, bahkan Rosulullah SAW bertanya kepada "Orang-orang Quraisy (mereka yang pernah berkomplot hendak membunuhnya, yang telah menganiayanya dan menganiaya sahabat-sahabatnya dahulu, yang memeranginya di Badr dan di Uhud, yang dahulu mengepungnya dalam perang Khandaq? Dan yang telah menghasut orang-orang Arab semua supaya melawannya)......... Menurut pendapat kamu (orang2 Quraisy), apa yang akan kuperbuat terhadap kamu sekarang?" Yang baik-baik. Saudara yang pemurah, sepupu yang pemurah." jawab mereka. "Pergilah kamu sekalian. Kamu sekarang sudah bebas!" katanya. Dengan ucapan itu maka kepada Quraisy dan seluruh penduduk Mekah ia (Muhammad SAW) telah memberikan pengampunan umum (amnesti). Dari kejadian fathu Mekah ini merupakan sejarah empiris dan nyata dimana kebebasan beragama (keyakinan) sangat tidak ada paksaan.
Ketegasan Islam sangat nyata harus memilih agama Islam atau Non Islam, sama sekali tidak bisa setengah-setengah (dilain sisi melaksanakan aturan islam sedangkan disuatu saat juga melaksanakan aturan non islam). Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu[1307] dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1308]. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu. ....(Qs.Az-Zumar.39 ayat 7).[1307]. Maksudnya: manusia beriman atau tidak hal itu tidak merugikan Tuhan sedikitpun. [1308]. Maksudnya: masing-masing memikul dosanya sendiri- sendiri.

    Mengapa diberi kebebasan dalam memilih keyakinan, hal ini sangatlah relevan karena jika dipaksa akan melahirkan hal yang tidak bertangung jawab. Artinya jaminan kebebasan pasti akan melahirkan tangung jawab. Dimana manusia dibebaskan dari tanggung jawab dengan tiga hal yaitu pada Hadis Rosulullah SAW. ”Tiga orang terlepas dari Hukum : (a) Orang yang sedang tidur hingga ia bangun, (b) orang gila sampai ia sembuh, (c) kanak-kanak sampai ia baliq.” ...(Riwayat Abu Dawud dan Nasaa’i). Setelah kita memilih agama (keyakinan) yaitu Islam maka konsukuensinya segala sesuatu harus diupayakan dengan paksa untuk tunduk, taat serta lepas dari kebebasan yaitu mengikuti seluruh aturan main yang telah ditetapkan Allah dan RosulNya tidak bisa seenaknya sendiri menurut hawa nafsunya. Misalnya sholat Wajib tepat waktu berjamaah di masjid (Ibadah yang Utama) adalah sesuatu yang awalnya harus diupayakan dan dipaksa secara terus menerus apapun risikonya (minta kepada Allah SWT agar mampu dan istiqamah).

Kebebasan yang telah diatur oleh Islam melahirkan beberapa tingkatan seorang muslim dalam beragama yaitu pertama muslim yang pas-pasan, mereka sering menganiaya diri mereka sendiri (wa minhum dhalimun linafsih) seringnya melanggar aturan Allah SWT dan Rosul-Nya, kedua muslim yang pertengahan (wa minhum muqtasid) seluruh kewajiban yang dipikulnya hanya sebatas menggugurkan kewajiban (yang penting sudah sholat, khan sudah haji..!, sudah zakat...! sudah sedekah..! dsb), ketiga muslim maksimal (sabiqun bilkhairaan) sikap dan lisannya dapat menyelamatkan diri,keluarga dan orang lain dari siksa api neraka. Hal ini diabadikan didalam Al Quran : ”Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[1260] dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.(Qs. Fathir/35 ayat 32). [1260]. Yang dimaksud dengan orang yang menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan.
Demikianlah arti kebebasan dan konsukuensinya sebagai orang yang harus memilih islam sebagai keyakinan yang kita anut sehingga insya Allah keselamatan baik didunia maupun kelak dipengadilan Allah SWT (Akherat) akan dapat diraih aamiin ya rabal alamiin.

Wallahu a’lam Bish-shawab
Renungan Hati
Bambang Wijonarso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar