Senin, 24 Agustus 2009

Rahasia Tiga Amalan

By Bambang Wijonarso
email : bambang_wijonarso@yahoo.com

Sebuah hadist Rosulullah SAW dari Ibnu Umar RA yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, Alkisah Sbb :
Ada tiga laki-laki sedang berteduh dalam sebuah gua, saat itu tanpa diduga bebatuan jatuh dari atas gunung sehingga menutup pintu gua. Sebagian berkata kepada sebagian yang lain, “ Perhatikan amal-amal baik yang pernah kalian kerjakan, lalu berdoalah kepada Allah dengan amal-amal baik itu!.
Lalu salah seorang diantara mereka berkata, Ya Allah engkau tahu bahwa aku mempunyai dua orang tua yang sudah renta, seorang istri dan dua orang anak. Mereka senantiasa aku urus, Setiap kali sehabis pergi, aku perahkan susu sapi untuk mereka dan yang pertama kali kuberi minum adalah kedua orang tuaku, kuberi minum mereka lebih dahulu daripada kedua anak-anakku dan istriku. Suatu kali ketika aku mencari kayu bakar, aku tersesat hingga ketempat yang jauh, sehingga aku baru pulang larut malam dan kudapatkan kedua orangtuaku sudah pulas tertidur. Aku segera memerah susu seperti biasanya, kemudian aku hanya berdiri didekat kepala mereka, tidak berani membangunkan mereka dan tidak pula kudahulukan kedua anak-anakku minum susu itu sebelum mereka berdua minum, sementara anak-anaku menangis kelaparan sambil merangkul kakiku. Aku tetap seperti itu hingga fajar menyingsing. Jika enggau tahu aku berbuat seperti itu karena mengharapkan WajahMu, maka bukakanlah sedikit celah dipintu gua yang tertutup itu, sekedar agar kami bisa melihat langit.
Maka Allah membukakan sedikit celah untuk mereka.
Orang kedua berkata ”Ya Allah sesungguhnya aku mempunyai keponakan, dan aku jatuh cinta kepadanya. Lalu aku memintanya agar mau kugauli, akan tetapi dia menolakku. Aku kemudian memberinya seratus dinar, kurayu dia, dan bahkan kuberi seratus dinar lagi , lalu kutemui dia. Tatkala aku akan menggaulinya dia berkata,”Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah engkau merusak cincin kecuali menurut haknya”. Aku langsung bangkit menghindarinya dan kutinggalkan seratus dinar itu menjadi miliknya. Jika Engkau tahu bahwa aku berbuat yang demikian itu karena mengharapkan WajahMu, maka bukakanlah sedikit celah di batu ini.
Maka Allah membukakan sedikit celah lagi bagi mereka.
Orang ketiga berkata ” YA Allah, sesungguhnya aku mempunyai seorang buruh yang kupekerjakan untuk menangani timbangan beras. Tatkala sudah selesai pekerjaannya, dia berkata berikan kepadaku hakku, Maka aku memberinya upah, namun pada saat itu dia tidak mau menerimanya. Maka selanjutnya aku tanamkan upahnya itu dalam perdagangan dan aku akan kembangkan sedemikian rupa sehingga akhirnya aku bisa membeli beberapa ekor sapi dan bisa mengerjakan penggembalanya. Setelah sekian lama menghilang, buruh yang dulu itu datang lagi kepadaku dan berkata, ”Wahai tuan, bertakwalah kepada Allah, janganlah enggau menzalimiku, dan berikanlah kepadaku hakku yang dulu”. Aku berkata aku tidak mengolok-olok dirimu. Ambillah semuanya. Maka dia mengambil semuanya dan pergi begitu saja. Jika Engkau tahu bahwa aku berbuat yang demikian itu karena mengharapkan Wajah-Mu, maka bukakanlah sedikit celah yang masih menyisa dari batu yang menutup ini.
Maka Allah membukakan celah lagi bagi mereka hingga mereka mampu keluar dari gua itu lalu melanjutkan perjalanan.
Kita bisa mengambil perumpamaan dari kisah ini. Gua, kegelapan serta batu yang menghimpit, bisa diibaratkan sebagai himpitan masalah yang membelenggu. Tidak ada cara untuk melepaskan dari belenggu ini selain karena pertolangan Allah SWT. Dan pertolongan akan menghampiri saat kita memiliki ”amal-amal andalan” (kualitas Satu Lacassa). Dari konteks hadis ini ada tiga amalan kunci yang harus kita lakukan bila ingin keluar dari gelapnya masalah.
Pertama, berbakti kepada orang tua (al-birrul waalidain), salah satu indikator keimanan seorang muslim adalah kesungguhannya dalam memuliakan dua orang tuanya. Sebab keridhaan Allah sangat tergantung dari keridhaan orang tua. Rosulullah bersabda ”Keridhaan Allah ada pada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kedua orangtua (HR. Tirmidzi).
Dalam Al qur’an, setidaknya ada lima ayat yang memuat perintah untuk memuliakan orang tua. Salah satunya dalam Qs. Luqman (31) ayat 14. ” Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapinya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu dan bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.
Siapa saja yang ingin ditolang Allah (seperti kisah tersebut diatas) maka mari kita tingkatkan kualitas bakti diri kita kepada kedua orang tua (termasuk mertua).

Kedua, menahan diri dari maksiat (aktifitas apapun baik pemikiran,hati maupun gerak /amal yang tidak diperintahkan Allah dan Rosul serta dapat melalaikan untuk mengingat Allah). Saat orang melakukan maksiat maka saat itu ia menjauh dari Allah. Sebaliknya saat seseorang bertakwa dan beramal soleh (termasuk bersabar dari melakukan maksiat), maka saat itu ia sedang mendekat kepada Allah. Dalam Qs. Ath-thalaak (65) ayat 3 Allah SWT berfirman.” Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya”.

Ketiga, Menjaga Amanah. Cakupan amanah itu sangat luas. Semua yang Allah SWT karuniakan kepada kita hakekatnya adalah amanah. Diri, keluarga, harta kekayaan, jabatan, ilmu, kesehatan adalah amanah. Kebaikan dan pertolongan Allah akan datang tatkala setiap orang mampu menjalankan amanah sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Dzat pemberi amanah tersebut. Allah SWT berfirman ” Sungguh Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Dan apabila kamu menetapkan hukum (aturan) diantara manusia, maka hendaknya kamu menetapkannya dengan adil (Qs. An-Nisa (4) ayat 58).

Melihat problematika kehidupan terus akan menghampiri kita baik yang datang dari diri kita, istri kita, anak-anak kita, saudara kita, tetangga kita, pekerjaan kita, anak buah kita, pimpinan kita, tempat bekerja kita....................maka sudah barang tentu kita mau tidak mau harus meningkatkan amalan-amalan andalan (kualitas Satu)... yang hanya dapat diperoleh dengan meningkatkan iman dan ketakwaan melalui aturan Allah dan Rosulnya sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Mumpung masih Allah berikan waktu usia muda sebelum datang tua, waktu luang sebelum datang waktu sibuk, waktu sehat sebelum datang sakit, waktu kaya sebelum datang miskin, waktu hidup sebelum datang kematiannya.

Wallahu a’lam bis-shawab.
Hamba Allah

1 komentar: