Rabu, 26 Agustus 2009

Sasaran Saum Ramadhan

by :H. Bambang Wijonaarso
email : bambang_wijonarso@yahoo.com



Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Qs. Al Baqarah [2]: 183).
Adapun sasaran utama saum ramadhan adalah melahirkan atau meningkatkan ketakwaan individu muslim. Sedangkan takwa menurut bahasa adalah takut atau memelihara diri dari siksa Allah swt dengan melaksanakan perintah dan laranganNya. Menurut Umar bin khatab, ”Takwa” dibaratkan kita berjalan dari suatu tempat ketempat lain yang dipenuhi dengan ranjau (segala sesuatu yang berbahaya), dimana agar selamat sampai tujuan maka harus berhati-hati dalam setiap langkahnya. Artinya setiap langkah hidupnya selalu dibingkai dengan aturan agama bukan menurut hawa nafsunya semata.
InsyaAllah dengan puasa ramadhon maka kepekaan diri terhadap kedekatannya dengan Allah akan meningkat sehingga Allah akan mencintai hambanya dan yang pasti akan menyelesaikan segala urusan baik dunia maupun akherat. Coba tidak ada manusia dimuka bumi ini yang tidak punya masalah/urusan yang pelik/sulit misal problema hutang, pekerjaan, hidup rumah tangga (istri/suami/anak/kerabat/tetangga yang bermasalah), sulitnya taat kepada Allah, tidak punya jodoh, pendapatan yang pas-pasan, pimpinan atau bawahan yang bermasalah, perusahaan yang kembang kempis dan masih banyak lagi segudang masalah bagi manusia.
Kita harus yakin semua permasalahan hidup manusia hanya Allah yang dapat memberi petunjuk untuk dapat diselesaikan dengan syarat manusia harus bertakwa hal ini difirmankan di Qs. Al Baqarah [2]: ayat 5 salah satu ciri orang-orang yang bertakwa adalah ”Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung” (beruntung disini ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya). Semua masalah dan problematika hidup manusia pasti akan Allah swt selesaikan asalkan hambanya mau ”menciptakan” dan ”meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Menciptakan bagi yang penuh dengan kelalaian kepada Allah dengan bertaubat atau ”meningkatkan” bagi yang sudah taat kepada Allah. Salah satu bukti Allah yang akan menyelesaikan adalah dengan firmanNya :


Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(Qs.Ath tahlaaq [65]:2-3).

Berarti sasaran utama puasa ramadhan adalah melahirkan kebahagian hidup manusia baik didunia maupun diakherat kelak. Sehingga barometer keberhasilan puasa ramadhan adalah pasca ramadon pasti bahagia dibandingkan sebelum ramadhan misal sebelum ramadhan pusing bayar utang maka setelah ramadhan ada jalan untuk menyelesaikan utang, sebelum ramadhon tidak ada modal usaha maka setelah ramadhan ada jalan/petunjuk untuk modal usaha, sebelum ramadhan numpuk masalah alhamdulillah setelah rhamadhan dapat diatasi masalahnya, sebelum ramadhan sulit dapat jodoh alhamdulillah setelah ramadhan ada jalan mendapatkan jodoh, sebelum ramadhan sulit sekali dekat kepada Allah maka setelah ramadhan mudah sekali dekat dengan Allah (ada azan sholat langsung pergi kemasjid, ada ilmu langsung disambar), sebelum ramadhan bingung bagaimana pergi haji alhamdulillah setelah ramadhan ada jalan keluar pergi haji dan sebagainya yang insya Allah akan melahirkan kebagiaan hidup kalau berhasil bersyukur dan kalau gagal bersabar.

Pertanyaan buat kaum muslimin bagaimana jika setelah pasca ramadhan tidak ada perubahan sama sekali pada diri artinya tetap susah atau miskin tidak sabar , tetap kaya lupa diri, tetap jauh dari Allah dsb untuk menjadi lebih baik dan dapat menyelesaikan semua permasalahan hidup. Tentunya yang disalahkan bukan puasa ramadhonnya apalagi ayat-ayat Allah tersebut diatas, akan tetapi manusianya yang boleh jadi tidak mendapat gelar ”takwa” dari Allah, atau boleh jadi Allah menunda dengan tujuan menguji keimanannya.

Wallahu a’lambisha-shawab.
Renungan Hati
Bambang Wijonarso.

1 komentar: