By : Bambang Wijonarso
email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Saat kita menganggap waktu tidak berharga, maka waktu akan menjadikan kita manusia tidak berharga. Saat kita menyianyiakan waktu maka waktu akan menjadikan kita orang sia-sia. Demikian pula saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seseorang terlihat dari cara ia memperlakukan waktu. Allah SWT menegaskan bahwa orang rugi itu bukan tidak memeliki harta atau kekayaan, jabatan atau penghargaan. Orang rugi itu adalah orang yang membuang-buang waktu kesempatan untuk beriman, beramal dan saling nasihat-menasihati.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (QS Al Asher [103]: 1-3).
Kita perlu memahami dan menyadari bahwa waktu mempunyai sifat yaitu ”Waktu cepat berlalu” bagaimana perasaan manusia pada umumnya terhadap waktu sehari terasa cepat dan sebulan terasa mendekat dan setahun begitu saja berlalu untuk dapat memanfaaatkan waktu maka solusinya segera dimanfaatkan (Fastabikul khairat/ berlomba-lomba dalam kebaikan). Dari tabiin Ibnu Atha'ilah berpendapat bahwa menunda amal kebaikan karena menantikan kesempatan yang lebih baik adalah tanda kebodohan yang memengaruhi jiwa.
Sifat waktu juga tidak tergantikan”, apapun kecanggihan teknologi sampai saat ini maupun depan dan apapun kekuasaan manusia tidak mungkin dapat menggantikan waktu yang telah berlalu maka agar tidak tertipu dengan berjalannya waktu maka solusinya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan yang paling urgent. Waktu tidak dapat diinfestasikan, siapa yang dapat didunia ini yang dapat melipat gandakan sebuah waktu ? maka solusinya berhati-hati dalam menentukan aktifitas terhadap waktu.
Setelah kita memahami sifat waktu terhadap manusia maka tentunya sekarang kita dapat memilah beberapa type manusia dalam menyikapi waktu yaitu :
Pertama. Type Manusia masa lalu.
Type manusia ini selalu berfikir, berwawasan, berbicara dengan output aktifitasnya hanya membicarakan masa lalu (bahagia maupun duka) walaupun masa lalunya salah. Hal ini digambarkan dalam firman Allah Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?." ( Qs. Al Baqarah{2} : 170). Hal ini tercermin dimasyarakat bahwa penyeleseaian masalah dengan adat istiadat lebih popular dan lebih takut dari pada dengan ketetapan Allah (Al Qur’an danAs Sunnah).
Kedua, Type manusia masa depan.
Type manusia ini selalu berangan-angan dan penuh cita-cita tanpa amal atau tindakan nyata. Disaat ditanya untuk pilihan masuk surga atau neraka, sangatlah pasti semua menjawab mau masuk surga, akan tetapi ,melaksanakan amalan-amalan ahli surga sangat berat dan sulit dilakukan dan cenderung lebih giat, taat aktif, senang dan mudah melaksanakan amalan-amalan/ aktifitas ahli neraka.
Ketiga Type manusia masa kini.
Type manusia ini hanya berusaha menikmati hari ini tanpa mau melihat masa lalu dan masa depannya. Mengapa karena mereka telah tertipu dengan kehidupan dunianya (Cinta dunia), lupa negeri akherat dan lupa kematian.
Type manusia masa lalu, depan dan kini baik keberhasilan dan kegagalan dunianya akan semakin jauh dengan ketaatannya kepada Allah SWT & RosulNya.
Keempat, Type manusia Sempurna.
Type manusia ini dalam hidupnya selalu menjadikan masa lalunya sebagai pelajaran dan masa depannya sebagai motifasi serta masa kininya sebagai barometer penilaian untuk menjalankan kehidupannya. Motto hidupnya “ Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Manusia sempurna ini jika melakukan pelenggaran/kemaksiatan maka segera minta ampun dan bertaubat dimana orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka (Qs Ali Imran [3] : 135).
Manusia jenis ini jika diberi keleluasaan rejeki (Orang kaya harta) maka ia pasti darmawan. Dan jika Allah takdirkan menjadi orang miskin maka ia akan bersabar. Jika Allah berikan amanah jabatan maka tidak akan menzolimi orang. Serta jika Allah tetapkan menjadi seorang ulama/kyai/ustad maka akan memberikan solusi umat. Intinya manusia jenis ini outputnya selalu dekat dan taat kepada aturan dan larangan Allah serta RosulNya.
Akan tetapi untuk menggapai type manusia yang sempurna ini sangatlah sulit penuh upaya, perjuangan baik waktu, harta, maupun jiwa sekalipun. Dan perlu pula diketahui salah satu kesulitan untuk menggapai manusia yang type sempurna ini dikarenakan “penyakit manusia terhadap waktu” yaitu Lalai, selalu menunda kebaikan dan cenderung mencaci waktu hal ini difirmankan Allah :”Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Qs Al Araaf [7] : 179).
Itulah penyakit manusia terhadap waktu berupa penglihatan, pendengaran, dan hati karena manusia cenderung mendengar, melihat dan hati terhadap sesuatu yang jauh dari ketaatan kepada Allah.
Allah telah meramadhankan, mendidik (tarbiyah) manusia selama sebulan penuh dengan seluruh aktifitas amal baik wajib dan sunah-sunahnya (Sahur, berbuka, Sholat berjawaah baik wajib maupun sunah tarawih, membaca dan mengkaji Al Qur’an, mendengarkan siraman rohani/kultum/ceramah dsb, sedekah, infag dan zakat, memberi makan fakir miskin, itikaf dll). Sehingga diharapkan setelah keluar ramadhan akan menghasilkan orang yang bertakwa dan dapat tercipta manusia dengan type sempurna (masa lalunya sebagai pelajaran dan masa depannya sebagai motifasi serta masa kininya sebagai barometer penilaian untuk menjalankan kehidupannya).
Wallahu Alam Bish-shawab
Renunag HAti
Bambang Wijonarso
email : bambang_wijonarso@yahoo.com
Saat kita menganggap waktu tidak berharga, maka waktu akan menjadikan kita manusia tidak berharga. Saat kita menyianyiakan waktu maka waktu akan menjadikan kita orang sia-sia. Demikian pula saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seseorang terlihat dari cara ia memperlakukan waktu. Allah SWT menegaskan bahwa orang rugi itu bukan tidak memeliki harta atau kekayaan, jabatan atau penghargaan. Orang rugi itu adalah orang yang membuang-buang waktu kesempatan untuk beriman, beramal dan saling nasihat-menasihati.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (QS Al Asher [103]: 1-3).
Kita perlu memahami dan menyadari bahwa waktu mempunyai sifat yaitu ”Waktu cepat berlalu” bagaimana perasaan manusia pada umumnya terhadap waktu sehari terasa cepat dan sebulan terasa mendekat dan setahun begitu saja berlalu untuk dapat memanfaaatkan waktu maka solusinya segera dimanfaatkan (Fastabikul khairat/ berlomba-lomba dalam kebaikan). Dari tabiin Ibnu Atha'ilah berpendapat bahwa menunda amal kebaikan karena menantikan kesempatan yang lebih baik adalah tanda kebodohan yang memengaruhi jiwa.
Sifat waktu juga tidak tergantikan”, apapun kecanggihan teknologi sampai saat ini maupun depan dan apapun kekuasaan manusia tidak mungkin dapat menggantikan waktu yang telah berlalu maka agar tidak tertipu dengan berjalannya waktu maka solusinya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan yang paling urgent. Waktu tidak dapat diinfestasikan, siapa yang dapat didunia ini yang dapat melipat gandakan sebuah waktu ? maka solusinya berhati-hati dalam menentukan aktifitas terhadap waktu.
Setelah kita memahami sifat waktu terhadap manusia maka tentunya sekarang kita dapat memilah beberapa type manusia dalam menyikapi waktu yaitu :
Pertama. Type Manusia masa lalu.
Type manusia ini selalu berfikir, berwawasan, berbicara dengan output aktifitasnya hanya membicarakan masa lalu (bahagia maupun duka) walaupun masa lalunya salah. Hal ini digambarkan dalam firman Allah Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?." ( Qs. Al Baqarah{2} : 170). Hal ini tercermin dimasyarakat bahwa penyeleseaian masalah dengan adat istiadat lebih popular dan lebih takut dari pada dengan ketetapan Allah (Al Qur’an danAs Sunnah).
Kedua, Type manusia masa depan.
Type manusia ini selalu berangan-angan dan penuh cita-cita tanpa amal atau tindakan nyata. Disaat ditanya untuk pilihan masuk surga atau neraka, sangatlah pasti semua menjawab mau masuk surga, akan tetapi ,melaksanakan amalan-amalan ahli surga sangat berat dan sulit dilakukan dan cenderung lebih giat, taat aktif, senang dan mudah melaksanakan amalan-amalan/ aktifitas ahli neraka.
Ketiga Type manusia masa kini.
Type manusia ini hanya berusaha menikmati hari ini tanpa mau melihat masa lalu dan masa depannya. Mengapa karena mereka telah tertipu dengan kehidupan dunianya (Cinta dunia), lupa negeri akherat dan lupa kematian.
Type manusia masa lalu, depan dan kini baik keberhasilan dan kegagalan dunianya akan semakin jauh dengan ketaatannya kepada Allah SWT & RosulNya.
Keempat, Type manusia Sempurna.
Type manusia ini dalam hidupnya selalu menjadikan masa lalunya sebagai pelajaran dan masa depannya sebagai motifasi serta masa kininya sebagai barometer penilaian untuk menjalankan kehidupannya. Motto hidupnya “ Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Manusia sempurna ini jika melakukan pelenggaran/kemaksiatan maka segera minta ampun dan bertaubat dimana orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka (Qs Ali Imran [3] : 135).
Manusia jenis ini jika diberi keleluasaan rejeki (Orang kaya harta) maka ia pasti darmawan. Dan jika Allah takdirkan menjadi orang miskin maka ia akan bersabar. Jika Allah berikan amanah jabatan maka tidak akan menzolimi orang. Serta jika Allah tetapkan menjadi seorang ulama/kyai/ustad maka akan memberikan solusi umat. Intinya manusia jenis ini outputnya selalu dekat dan taat kepada aturan dan larangan Allah serta RosulNya.
Akan tetapi untuk menggapai type manusia yang sempurna ini sangatlah sulit penuh upaya, perjuangan baik waktu, harta, maupun jiwa sekalipun. Dan perlu pula diketahui salah satu kesulitan untuk menggapai manusia yang type sempurna ini dikarenakan “penyakit manusia terhadap waktu” yaitu Lalai, selalu menunda kebaikan dan cenderung mencaci waktu hal ini difirmankan Allah :”Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Qs Al Araaf [7] : 179).
Itulah penyakit manusia terhadap waktu berupa penglihatan, pendengaran, dan hati karena manusia cenderung mendengar, melihat dan hati terhadap sesuatu yang jauh dari ketaatan kepada Allah.
Allah telah meramadhankan, mendidik (tarbiyah) manusia selama sebulan penuh dengan seluruh aktifitas amal baik wajib dan sunah-sunahnya (Sahur, berbuka, Sholat berjawaah baik wajib maupun sunah tarawih, membaca dan mengkaji Al Qur’an, mendengarkan siraman rohani/kultum/ceramah dsb, sedekah, infag dan zakat, memberi makan fakir miskin, itikaf dll). Sehingga diharapkan setelah keluar ramadhan akan menghasilkan orang yang bertakwa dan dapat tercipta manusia dengan type sempurna (masa lalunya sebagai pelajaran dan masa depannya sebagai motifasi serta masa kininya sebagai barometer penilaian untuk menjalankan kehidupannya).
Wallahu Alam Bish-shawab
Renunag HAti
Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar