Oleh : Bambang Wijonarso
Alhamdulillah, tidak terasa waktu terus berputar dan tidak ada yang sanggup untuk menghentikannya. Saat kita tidak menghargai, menghormati, dan memanfaatkan waktu maka waktupun akan menjadikan kita orang yang tidak berharga, tidak terhormat dan tidak bermanfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Saat manusia memuliakan, menghargai, menghormati, dan tidak menyia-nyiakan waktu maka waktu akan menjadikan kita orang yang mulia, terhormat, berharga dan bermanfaat. Karena itu kualitas seseorang terlihat dari cara memperlakukan waktu. Jika kita menganggapnya waktu sebagai modal penting maka kita akan sangat sensitive dan perhatian terhadap waktu. Kita tidak akan rela sedikitpun waktu berlalu sia-sia.
Setahun sudah berlalu jika diasumsikan titik nol yaitu tgl 9 zulhijah tahun 1429 H dimana bertepatan dengan seluruh jamaah haji melakukan ritual ibadah yaitu Wukuf di Arafah yang insyaAllah jatuh hari Jum'at 27 Nopember'09 maka manusia yang tidak wukuf/berhaji disunahkan untuk melaksanakan puasa Arafah. Hal ini ditegaskan dalam hadis “Dari Abu Qotadah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda : Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun yaitu satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang (Hadis Riwayat Muslim).
Tentunya orang yang ingin meraih kesuksesan tidak hanya didunia akan tetapi juga harus diakherat sehingga prilakunya akan merefleksikan Sammi’na wa atha’na (kami mendengar dan kami ikuti) itulah tanda-tanda orang yang beriman. Kita ketahui bahwa manusia tidak terlepas dari dosa-dosa, bagaimanapun Allah dan Rosulnya sangatlah mengetahui hal ini sehingga diberi peluang untuk bertobat dan diiringi dengan amal kebaikan yaitu dengan diperintahkannya puasa sunah hari arafah.
Sangatlah rugi orang yang memutuskan untuk tidak berangkat pergi haji dengan berbagai macam alasan, juga tidak melaksanakan puasa Arafah walaupun hanya sunah, maka orang semacam ini masuk dalam katagori tidak berharga, bermanfaat, dan sia-sia hidupnya walaupun bergelimpangan dengan harta, jabatan dan popularitas. Waktu tidak dapat diinfestsikan dan waktu tidak dapat dikriditkan, dan waktu tidak dapat dihutangkan hal ini selaras dengan ungkapan sahabat rosulullah saw bernama Umar bin khitab ra dimana “waktu ibarat pedang yang jika tidak dapat menggunakannya dapat membunuhnya”.
Bahkan Allah bersumpah dengan waktu diantaranya demi malam, demi waktu dhuha, demi matahari dsb. Dan yang lebih popular yang hampir seluruh umat islam dari yang kecil (belum baliq) sampai tua sangat hafal dengan surat Al Ashr. Yaitu dalam firmannya :
Demi masa Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(Qs Al Ashr 103 : 1 s/d 3).
Bagi orang yang senang berpuasa akan diberikan khusus hadiah pintu surga yaitu Ar-Rayyan dengan hadisnya dari Sahl r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga terdapat (delapan pintu. Di sana 4/88) ada pintu yang disebut Rayyan, yang besok pada hari kiamat akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Tidak seorang selain mereka yang masuk lewat pintu itu. Dikatakan, 'Dimanakah orang-orang yang berpuasa?' Lalu mereka berdiri, tidak ada seorang pun selain mereka yang masuk darinya. Apabila mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup. Sehingga, tidak ada seorang pun yang masuk darinya." (HR Muslim)
Alhamdulillah artikel Bab Haji dari nomer 1 sampai ke-5 sudah selesai mudah-mudahan ada manfaatnya buat jamaah Renungan Hati dan khususnya penulis. Hidayah adalah hak prerogratif Allah swt sedangkan manusia hanya sekedar menyampaikan, beruntunglah orang yang mendapatkan hidayah dan merugilah orang yang tersesat jauh dari hidayah Allah.
Wallahu’alam bish-shawab.
Renungan HAti
H. Bambang Wijonarso
Alhamdulillah, tidak terasa waktu terus berputar dan tidak ada yang sanggup untuk menghentikannya. Saat kita tidak menghargai, menghormati, dan memanfaatkan waktu maka waktupun akan menjadikan kita orang yang tidak berharga, tidak terhormat dan tidak bermanfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Saat manusia memuliakan, menghargai, menghormati, dan tidak menyia-nyiakan waktu maka waktu akan menjadikan kita orang yang mulia, terhormat, berharga dan bermanfaat. Karena itu kualitas seseorang terlihat dari cara memperlakukan waktu. Jika kita menganggapnya waktu sebagai modal penting maka kita akan sangat sensitive dan perhatian terhadap waktu. Kita tidak akan rela sedikitpun waktu berlalu sia-sia.
Setahun sudah berlalu jika diasumsikan titik nol yaitu tgl 9 zulhijah tahun 1429 H dimana bertepatan dengan seluruh jamaah haji melakukan ritual ibadah yaitu Wukuf di Arafah yang insyaAllah jatuh hari Jum'at 27 Nopember'09 maka manusia yang tidak wukuf/berhaji disunahkan untuk melaksanakan puasa Arafah. Hal ini ditegaskan dalam hadis “Dari Abu Qotadah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda : Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun yaitu satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang (Hadis Riwayat Muslim).
Tentunya orang yang ingin meraih kesuksesan tidak hanya didunia akan tetapi juga harus diakherat sehingga prilakunya akan merefleksikan Sammi’na wa atha’na (kami mendengar dan kami ikuti) itulah tanda-tanda orang yang beriman. Kita ketahui bahwa manusia tidak terlepas dari dosa-dosa, bagaimanapun Allah dan Rosulnya sangatlah mengetahui hal ini sehingga diberi peluang untuk bertobat dan diiringi dengan amal kebaikan yaitu dengan diperintahkannya puasa sunah hari arafah.
Sangatlah rugi orang yang memutuskan untuk tidak berangkat pergi haji dengan berbagai macam alasan, juga tidak melaksanakan puasa Arafah walaupun hanya sunah, maka orang semacam ini masuk dalam katagori tidak berharga, bermanfaat, dan sia-sia hidupnya walaupun bergelimpangan dengan harta, jabatan dan popularitas. Waktu tidak dapat diinfestsikan dan waktu tidak dapat dikriditkan, dan waktu tidak dapat dihutangkan hal ini selaras dengan ungkapan sahabat rosulullah saw bernama Umar bin khitab ra dimana “waktu ibarat pedang yang jika tidak dapat menggunakannya dapat membunuhnya”.
Bahkan Allah bersumpah dengan waktu diantaranya demi malam, demi waktu dhuha, demi matahari dsb. Dan yang lebih popular yang hampir seluruh umat islam dari yang kecil (belum baliq) sampai tua sangat hafal dengan surat Al Ashr. Yaitu dalam firmannya :
Demi masa Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(Qs Al Ashr 103 : 1 s/d 3).
Bagi orang yang senang berpuasa akan diberikan khusus hadiah pintu surga yaitu Ar-Rayyan dengan hadisnya dari Sahl r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga terdapat (delapan pintu. Di sana 4/88) ada pintu yang disebut Rayyan, yang besok pada hari kiamat akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Tidak seorang selain mereka yang masuk lewat pintu itu. Dikatakan, 'Dimanakah orang-orang yang berpuasa?' Lalu mereka berdiri, tidak ada seorang pun selain mereka yang masuk darinya. Apabila mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup. Sehingga, tidak ada seorang pun yang masuk darinya." (HR Muslim)
Alhamdulillah artikel Bab Haji dari nomer 1 sampai ke-5 sudah selesai mudah-mudahan ada manfaatnya buat jamaah Renungan Hati dan khususnya penulis. Hidayah adalah hak prerogratif Allah swt sedangkan manusia hanya sekedar menyampaikan, beruntunglah orang yang mendapatkan hidayah dan merugilah orang yang tersesat jauh dari hidayah Allah.
Wallahu’alam bish-shawab.
Renungan HAti
H. Bambang Wijonarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar