Renungan Hati
Oleh : Abu Alby Bambang Wijonarso
Blog : http/dakwahrenunganhati.blogspot.com
In sya Allah beberapa hari kedepan kita akan
melaksanakan kewajiban yang diemban untuk kaum muslimin diantaranya puasa
dibulan ramadhan, maka untuk memaksimalkan output dari orang yang berpuasa
minimal kita harus memahami ilmu (Pedoman Ramadhan) tiga hal yaitu “Keutamaan bulan Ramadhan”, “Keutamaan
Puasa” dan “Ganjaran orang yang berpuasa”. Sehingga kita akan bisa merai
gelar taqwa yang Allah akan berikan langsung baik didunia maupun buah pahala
diakherat.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa (Qs.2 :183).
Kita bahas Pedoman Ramadhan satu persatu sbb:
· KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN.
1.
Ramadhan adalah
bulan diturunkannya Al Qur’an
Allah ta’ala
berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ
وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ
ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُم
(Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu (Qs.2 : 185).
2.
Sertan-setan Dibelenggu,
Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Suraga Di Buka Ketika Ramadhan Tiba.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Apabila Ramadhan tiba, pintu
surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.
1899 dan Muslim no. 1079).
3. Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan.
Allah Ta'ala berfirman.
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِوَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِلَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam
kemuliaan itu?, Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan (Qs. Al Qadr 1-3).
4.
Bulan Ramadhan adalah Salah Satu
Waktu Dikabulkannya Do’a.
Hadits
Rosulullah shallallahu alayhi wa salam bersabda,
ثَلاَ ثٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَ تُهُمْ : الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
Read more https://almanhaj.or.id/3954-ramadhan-bulan-berdoa.html
Read more https://almanhaj.or.id/3954-ramadhan-bulan-berdoa.html
ثَلاَ ثٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَ تُهُمْ : الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
Read more https://almanhaj.or.id/3954-ramadhan-bulan-berdoa.html
Read more https://almanhaj.or.id/3954-ramadhan-bulan-berdoa.html
ثَلاَ ثٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَ تُهُمْ : الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
ثَلاَ ثٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَ تُهُمْ : الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
Read more https://almanhaj.or.id/3954-ramadhan-bulan-berdoa.html
Read more https://almanhaj.or.id/3954-ramadhan-bulan-berdoa.html
ثَلاَ ثٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَ تُهُمْ : الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
Read more https://almanhaj.or.id/3954-ramadhan-bulan-berdoa.html
Read more https://almanhaj.or.id/3954-ramadhan-bulan-berdoa.html
Ada tiga orang yang tidak
tertolak doanya; seorang yang berpuasa sehingga berbuka, seorang pemimpin yang
adil, seorang yang terdzalimi.[ HR.
Ibnu Hibbân 5/298 no: 3419. Lihat Silsilah Shahîhah 4/406 no: 1797].
Note : : An-Nawawi menjelaskan,
“Dianjurkan
bagi orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu puasanya (selama ia
berpuasa) dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan akhirat dan dunianya,
bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.”[Syarh
Al-Muhaddzab An-Nawawi].
Dari Jabir
bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إنَّ للهِ في كلِّ يومٍ وليلةٍ عُتَقاءَ مِنَ النَّارِ في شهرِ رمضانَ وإنَّ لكلِّ مسلمٍ دَعوةً يدعو بها فيُسْتجابُ له
Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari
api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia
memanjatkan doa, akan dikabulkan,” (H.R. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma’
Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahwa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami’ul
Ahadits, 9: 224).
·
KEUTAMAAN PUASA
1. Puasa adalah Penghalang dari Siksa Neraka.
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
Baca selengkapnya https://muslim.or.id/30048-puasa-adalah-perisai-seorang-muslim.html
Baca selengkapnya https://muslim.or.id/30048-puasa-adalah-perisai-seorang-muslim.html
”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa
neraka” (H.R. Ahmad, shahih).
2. Puasa akan memberikan Syafa’at bagi orang yang
menjalankannya.
ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ
ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ
ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ
ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ
ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ
ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ
Baca selengkapnya https://muslim.or.id/39291-puasa-dan-al-quran-memberikan-syafaat-dengan-izin-allah.html
Baca selengkapnya https://muslim.or.id/39291-puasa-dan-al-quran-memberikan-syafaat-dengan-izin-allah.html
“Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi
syafa’at bagi seorang hamba di hari
kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari,
maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari
tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun
diizinkan memberi syafa’at.” [HR. Ahmad, Shahih At-Targhib: 1429]
kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari,
maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari
tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun
diizinkan memberi syafa’at.” [HR. Ahmad, Shahih At-Targhib: 1429]
3. Orang yang Berpuasa akan Mendapat Pengampunan Dosa.
Dari Abu Hurairah, Rosulullah Shallallahu alayhi wa salam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/1879-puasa-karena-iman-dan-ikhlas.html
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/1879-puasa-karena-iman-dan-ikhlas.html
Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena
iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”.
(HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud karena iman adalah membenarkan wajibnya puasa dan ganjaran dari Allah ketika seseorang berpuasa dan melaksanakan qiyam ramadhan. Sedangkan yang dimaksud “ihtisaban” adalah menginginkan pahala Allah dengan puasa tersebut dan senantiasa mengharap wajah-Nya.” (Syarh Al Bukhari libni Baththol, 7: 22). Intinya, puasa yang dilandasi iman dan ikhlas itulah yang menuai balasan pengampunan dosa yang telah lalu.
Salah
seorang ulama di kota Riyadh, Syaikh ‘Ali bin Yahya Al Haddady hafizhohullah
memberikan faedah tentang hadits di atas:
·
Amalan yang dilakukan seseorang tidaklah manfaat
sampai ia beriman kepada Allah dan mengharapkan pahala dari Allah (baca:
ikhlas). Jika seseorang melakukan amalan tanpa ada dasar iman seperti kelakuan
orang munafik atau ia melakukannya dalam rangka riya’ )(ingin dilihat orang
lain) atau sum’ah (ingin didengar orang lain) sebagaimana orang yang riya’,
maka yang diperoleh adalah rasa capek dan lelah saja. Kita berlindungi pada
Allah dari yang demikian.
·
GANJARAN BAGI MEREKA YANG BERPUASA.
Dari Abu Hurairah, Rosulullah Shallallahu alayhi wa
salam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia
akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus
kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa.
Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.
Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang
yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia
berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang
yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR.
Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Mengapa pahala puasa diramadhan dilipatgandakan,
karena menurut Ibnu Rajab AL Hambali, semoga Allah merahmati beliau mengatakan
karena puasa adalah bagian dari kesabaran. Mengenai ganjaran orang yang
bersabar, Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Qs. Az Zumar :10).
Sabar itu ada tiga macam yaitu :
1. Sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah.
2. Sabar dalam meninggalkan yang haram,
3. Sabar dalam menghadapi takdir yang terasa
menyakitkan.
Ketiga macam bentuk sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan puasa. Dalam
puasa tentu saja didalamnya ada bentuk melakukan ketaatan, menjauhi hal-hal
yang diharamkan, juga dalam puasa seseorang berusaha bersabar dari hal-hal yang
menyakitkan seperti menahan diri dari rasa lapar, dahaga dan lemahnya badan.
Itulah mengapa amalan puasa bisa meraih pahala tak terhingga sebagaimana sabar.
· PUASA YANG DINILAI
SIA-SIA.
Puasa bukanlah menahan lapar dan
dahaga saja, namun puasa hendaknya menahan diri dari hal-hal yang diharamkan
dan sia-sia. Jika tidak demikian, puasa seseorang jadi tidak ada nilainya yang
didapati bisa jadi hanya lapar dan dahaga saja. Rosulullah shallahu alaihi wa
sallam bersabda,رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia
tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR.
Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam
Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih
ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
Berikut adalah beberapa amalan yang sia-sia
sudah sepatutnya dihindari :
- Berkata Dusta (Az Zuur).
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barangsiapa yang tidak
meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari
rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
Apa yang dimaksud dengan az zuur?
As Suyuthi mengatakan bahwa az zuur adalah berkata dusta dan menfitnah (buhtan).
Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan
konsekuensinya yang telah Allah larang. (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121,
Maktabah Syamilah).
- Berkata lagwu (sia-sia) dan rofats (kata-kata porno)
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
Dari Abu Hurairah, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan
minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu
dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu,
katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan
Hakim. Syaikh Al Albani dlm Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 bahwa hadits
ini shohih).
- Maksiat secara umum.
Ingatlah bahwa puasa bukanlah
hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun hendaknya seorang yang berpuasa juga
menjauhi perbuatan yang haram. Perhatikanlah saudaraku petuah yang sangat bagus
dari Ibnu Rojab Al Hambali berikut :
“Ketahuilah, amalan taqorub
(mendekatkan diri) pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang
sebenarnya mubah ketika di luar puasa seperti makan atau berhubungan badan
dengan istri, pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada
Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan
zholim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan
kehormatan.” (Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
“Seandainya kamu berpuasa maka
hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta
dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan
berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari
tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
Itulah sejelek-jelek puasa yaitu
hanya menahan lapar dan dahaga saja, sedangkan maksiat masih terus dilakukan.
Hendaknya seseorang menahan anggota badan lainnya dari berbuat maksiat.
Ibnu Rojab mengatakan, “Tingkatan
puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja.”
Semoga perisapan menghadapi puasa
Ramadhan bisa kita maksimalkan dan kita akan meraih gelar Taqwa. Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa
‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Wallahu a'lam bish-shawwab
Abu Alby BW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar